Jumpa pers film Ikatan Darah dalam agenda JAFF 2025 di XXI Empire Yogyakarta, Rabu (3/12/2025). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Sang sutradara, Sidharta Tata mengungkapkan adegan-adegan yang ada dalam film ini tidak lepas dari realita kehidupan di Indonesia. “Ketika ada perbedaan kelas sosial, hukum prematur tajam ke bawah, tumpul ke atas. Jadi situasi-situasi itu yang kemudian jadi kayak menimbulkan konflik horizontal,” ujar Tata.
Menurutnya konflik tersebut akan selalu muncul dan hadir di seluruh lapisan masyarakat. Ketika kemudian ada banyak situasi yang terjadi, entah itu mungkin masalah hutang, entah itu masalah pekerjaan, entah itu masalah banyak orang-orang yang gagal secara didikan. “Tapi kan kemudian kalau kita mengoreksi ulang soal bangsa kita, ada yang salah dalam sistem,” kata Tata.
Dan sistem yang salah itu terjadi menahun dan menimbulkan sebuah dampak. “Nah yang ingin kita lihat di karakter ini adalah dampak dari sistem yang ada di negara kita. Yang akhirnya semuanya jadi prematur dan ya mereka jadi korban.Semua orang yang ada di dalam film ini sebenarnya adalah korban,” ungkap Tata.
Tata mengungkapkan Ikatan Darah mencampurkan berbagai unsur. “Mixed begitu, full body action yang brutal, tegang, menyenangkan, kejar-kejaran. Fun ada komedinya. Banyak karakternya unik-unik. Dramanya touchy begitu dan semua karakter bold begitu,” ujar Tata.