Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Megawati Soekarnoputri di UGM, Sleman, DIY, Rabu (1/10/2025).
Megawati Soekarnoputri di UGM, Sleman, DIY, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Intinya sih...

  • Megawati meminta penghitungan ulang jumlah pulau di Indonesia karena yakin jumlahnya lebih dari 17 ribu, mengingat perubahan iklim dan fenomena pemanasan global.

  • Dia tak terima jika Indonesia dibilang terjajah selama 3,5 abad oleh Belanda, dan meminta bukti sejarah yang menyebutkan hal tersebut.

  • Megawati juga menyoroti pentingnya riset dan inovasi untuk kesejahteraan Indonesia yang kaya budaya, serta pesan tentang pelestarian lingkungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meminta penghitungan ulang jumlah pulau yang ada di Indonesia. Dia tak percaya RI cuma punya 17 ribu pulau. Megawati selain itu juga mendorong pembuktian sejarah durasi masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Hal-hal tersebut ia utarakan melalui sambutannya selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam acara Workshop 'Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan HKI untuk Masa Depan Berkelanjutan: Sinergi UGM-BRIN' di Balai Senat UGM, Sleman, DIY, Rabu (1/10/2025).

Melalui sejumlah poin sambutannya, Megawati mengajak generasi muda supaya lebih memahami wawasan geopolitik, sekaligus kritis bahkan terhadap sejarah yang selama ini ditulis dan diperkenalkan ke publik.

1. Yakin jumlah pulau di Indonesia lebih banyak

Megawati Soekarnoputri di UGM, Sleman, DIY, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Dalam paparannya, Megawati meyakini jumlah pulau di Indonesia lebih dari 17 ribu mempertimbangkan kondisi perubahan iklim, geografis, termasuk fenomena pemanasan global. "Katanya selalu pulau-pulau kita itu 17 ribu, tapi kok saya nggak percaya. Saya kepingin itu diulang (dihitung ulang). Tolong saya, upayakan itu," kata Megawati.

Dirinya meminta hitung ulang dilakukan karena melihat kemungkinan masih ada pulau-pulau lain yang tenggelam karena naiknya permukaan laut, sehingga terlewat pendataan. Tenggelamnya pulau, kata dia, bisa berdampak pada perubahan batas wilayah negara jika mengacu aturan internasional. Megawati namun merasa beruntung dengan para pendiri bangsa yang mengantisipasi hal ini melalui Deklarasi Djuanda.

"Deklarasi Djuanda telah mengatakan kalau pulau kita tertutup air itu tidak hilang, masih ada," tutur Megawati.

Deklarasi Djuanda sebagaimana diketahui menetapkan bahwa seluruh perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau Indonesia adalah bagian dari wilayah kedaulatan NKRI. Artinya, bukan lagi laut bebas maupun terpisah oleh air.

"Nantinya tidak ada pulau yang dinyatakan sebagai tenggelam meskipun tertutup (air). Karena apa, secara politically, kalau sudah hilang maka garis batas (wilayah) itu bisa maju atau bisa terus mundur," ujarnya.

2. Tak terima Indonesia dibilang terjajah 3,5 abad

Megawati Soekarnoputri di UGM, Sleman, DIY, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Megawati melalui acara ini juga meminta agar wawasan yang menyebut Indonesia jadi ladang penjajahan Belanda selama 3,5 abad lamanya untuk dibuktikan lewat berbagai catatan sejarah.

"Saya merasa tidak terima ketika selalu dibilang indonesia ini jajahnya 3,5 (abad). Mudah-mudahan ada sudah yang menulis katanya. Saya bilang ke ahli-ahli sejarah bahwa harus betul ada bukti," kata Megawati.

Megawati telah meninjau berbagai catatan sejarah dan dia bilang jika misi Belanda kali pertama masuk ke Nusantara adalah untuk politik dagang, bukannya menguasai wilayah.

"Itu itungannya memotongnya seharusnya dulu Belanda masuk sini itu bukan sebagai pemerintahan lho tapi sebagai pedagang," ucap sosok ketua umum PDI Perjuangan itu.

3. Riset dan inovasi untuk kesejahteraan Indonesia yang kaya budaya

Megawati Soekarnoputri di UGM, Sleman, DIY, Rabu (1/10/2025). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Selain dua hal di atas, Megawati turut memberikan paparan mengenai riset dan inovasi, wawasan kebangsaan, emansipasi perempuan hingga pengalaman pendelegasian ke luar negeri.

Sebelum acara dimulai, Megawati juga sempat melakukan penanaman pohon Bodhi di halaman Balairung dan meninjau hasil riset dan hilirisasi berbasis keanekaragaman hayati.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang turut hadir ke UGM menuturkan jika kunjungan Megawati salah satunya demi membawa pesan tentang pelestarian lingkungan, serta membangun kesadaran untuk optimalisasi tiap produk pengetahuan melalui riset dan inovasi.

"Pesan Ibu Mega, sebagai bangsa kita harus selalu mengedepankan riset dan inovasi, budaya itu harus tumbuh agar produk pengetahuan bangsa ini berkembang," kata Hasto.

Lanjut dia, melalui riset dan inovasi, Indonesia yang kaya budaya dan keanekaragaman hayati bisa menjadikannya modal utama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Tentu saja ada pesan penting, jangan lupa kekayaan intelektual itu dipatenkan. Keanekaragaman pangan yang kita miliki harus terdokumentasi dengan baik," ujarnya.

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto yang turut mendampingi Mega menambahkan, imbauan Megawati mengenai riset dan inovasi sudah menjadi atensi legislatif di wilayahnya.

Kata politisi PDI Perjuangan itu, DPRD DIY saat ini tengah membahas Raperda Penyelenggaraan Riset, Invensi, dan Inovasi Daerah.

"Materi yang disampaikan Bu Megawati dalam forum ini memperkaya perspektif dan bisa menjadi referensi," kata dia.

Editorial Team