Media Sosial Diblokir, Pengelola Masjid Jogokariyan Kirim Surat ke Meta

Intinya sih...
Surat permohonan pembukaan blokir akun Instagram
Klarifikasi nama akun terkait afiliasi dengan Hamas Palestina
Proses banding reaktivasi kanal YouTube dan kewaspadaan dalam dukungan media sosial
Yogyakarta, IDN Times - Pengelola Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta mengaku mengirim surat ke Meta berisi permohonan untuk membuka blokir sejumlah akun Instagram mereka.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M. Jazir mebgatakan sejumlah akun yang diblokir sejak awal pekan ini tengah menuju pemulihan. "Nanti semua dipulihkan," kata Ustaz M. Jazir saat dihubungi, Kamis (26/6/2025).
1. Klarifikasi tentang nama akun
Menurut Jazir, surat tersebut memuat butir klarifikasi masjid soal tidak adanya keterkaitan atau afiliasi antara pihak masjid dan Hamas, kelompok pejuang kemerdekaan Palestina.
Pasalnya, pengelola mensinyalir pemblokiran dipicu oleh Meta yang menilai adanya afiliasi antara akun Instagram Himpunan Anak Anak Masjid Jogokariyan bernama Hamas Jogokariyan dan Hamas Palestina.
"Kita menjelaskan, dan barangkali nama akunnya Hamas (Jogokariyan) himpunan anak anak masjid, tidak (ditulis) langsung Hamas begitu," papar Jazir.
Jazir menyebut proses pemulihan kemungkinan tidak akan langsung sekali jalan, tapi bakal bertahap.
2. Banding reaktivasi kanal YouTube
Jazir menambahkan, pengelola masjid di saat bersamaan tengah menempuh proses banding untuk reaktivasi kanal YouTube mereka yang dihapus oleh platform sejak pekan lalu.
Jazir berujar, pengelola masjid melalui Dirjen Kementerian Komdigi telah diminta mengirim surat permohonan reaktivasi ke pihak platform. "Kita juga dibantu sama Komisi I DPR (RI)," imbuh Jazir.
3. Dukungan di media sosial akan lebih berhati-hati
Sejauh ini, lanjutnya, pengelola masjid masih menduga dihapusnya kanal YouTube mereka tak lepas dari aktivitas terakhir mereka mewawancarai aktivis Muhammad Husein alias Husein Gaza. Sesi wawancara berdurasi 15 menit yang disiarkan secara streaming saat itu membahas perihal genosida di Gaza, Palestina.
Jazir pun menekankan bahwa pihaknya tak akan serta merta menarik diri dari gerakan mendukung Palestina. Walaupun, dikatakannya, upaya mendatang, khususnya yang digaungkan via media sosial akan dilakukan lebih berhati-hati.
"Solidaritas kita untuk Palestina adalah bagian dari amanat konstitusi, tapi nanti bagaimana tekniknya supaya tidak kena penalti dari platform. Batas aturannya seperti apa. Tapi, kewajiban konstitusional kita sebagai Bangsa Indonesia itu kan menghapus penjajahan di atas dunia," pungkas Jazir.