Masuk Musim Hujan, Produksi Genting di Godean Sleman Terhambat

Sleman, IDN Times - Memasuki musim hujan, membuat produksi genting dan batu bata yang ada di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, sedikit terhambat. Proses produksi yang mengandalkan sinar matahari, menjadi molor lantaran proses penjemuran yang memakan waktu lama.
1. Proses penjemuran molor
Salah satu produsen batu bata dan genting di Berjo Wetan Sidoluhur Godean Suroto mengungkapkan beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur wilayah Godean. Padahal sebelum dibakar, batu bata atau genting harus dijemur langsung di bawah sinar matahari.
Dia menjelaskan, untuk proses penjemuran sendiri menjadi agak molor. Dari awalnya hanya memerlukan waktu 2-3 hari, kini menjadi sekitar 5 harian.
"Kalau pas musim penghujan paling diangin-anginkan dulu. Pas ada sinar matahari yang panas bisa dijemur. Kalau cuaca mendung di siang hari kami juga memilih tidak menjemur karena sore hari sudah harus dimasukkan kembali," ungkapnya pada Sabtu (31/10/2020).
Lebih lanjut, Suroto mengatakan jika biasanya pada musim panas, dalam sekali produksi/satu minggu sekali bisa mencapai 4.000 genting. Namun, karena hujan proses produksi hanya dilakukan dua minggu sekali.
2. Alami penurunan pembelian sebanyak 75 persen
Bukan hanya musim hujan, adanya pandemik COVID-19 membuat pembelian genting mengalami penurunan. Ditafsir, penurunan pembelian yang terjadi mencapai 75 persen. Hal ini lebih dikarenakan banyak pembangunan rumah yang tidak sebanyak saat kondisi normal atau sebelum adanya pandemik COVID-19.
"Belakangan ini agak mendingan, tapi belum sebanyak saat kondisi normal," terangnya.
3. Terpaksa menurunkan harga
Menurut Suroto, agar genting dan batu batanya bisa terjual di masa pandemik, pihaknya terpaksa menurunkan harga jual. Agar produksi genting bisa bertahan, dia berharap pemerintah bisa turut serta mempromosikan produk genting maupun baru bata di Godean.
"Dulu saya sering mengirim hingga ke Temanggung, Klaten, hingga Purworejo. Tapi sekarang tidak pernah," paparnya.