Partai Ummat DIY. IDN Times/Tunggul Damarjati
Partai Ummat DIY telah menentukan arah pergerakannya ke depan. Bermanuver memenuhi visi misi Partai Ummat. Sebagaimana pernah digaungkan PAN, namun sepenilaian Nazaruddin, melenceng kekinian. Atau tak lagi mewakili aspirasi dan suara umat Islam.
"Kita tahu bahwa PAN ini jadi bagian dari rezim. Check and balances jadi gak ada. Akibatnya seperti sekarang ini. Keberadaan kita mewadahi dari mereka yang sudah dikecewakan partai sebelumnya," tegasnya.
Partai Ummat tidak sendiri dalam perjuangannya. Ada pentolan Partai Masyumi Reborn yang melebur ke dalam jajaran kepengurusan Partai Ummat.
Kedua partai merasa satu pandangan dalam memperjuangkan suara umat Islam yang mulai terpinggirkan.
"Kemarin Masyumi tanggal 7 deklarasi pembentukan di tingkat nasional, saya dan Pak Amien juga hadir. Dialog hati ke hati, mempelajari platform AD/ART tidak ada alasan Ummat dan Masyumi jalan sendiri-sendiri," ucap Nazaruddin.
"Benderanya, tetap bendera Partai Ummat," pungkasnya.
Sementara Ketua Panitia Pembentukan Masyumi DIY, Sujatmiko mengatakan, usai berkontemplasi dan memikirkan secara matang plus minusnya, keputusan bergabung dengan Partai Ummat ini dianggap pilihan paling tepat dan paling produktif.
"Kepentingan kita sama untuk umat Islam, Bangsa Indonesia dan NKRI," tegasnya.
Ke depan rencananya dibentuk semacam Dewan Syuro atau majelis musyawarah di Partai Ummat ini.
"Sementara ini yang menggabungkan diri baru Masyumi DIY. Di Jakarta sebenarnya sudah ada pembicaraan, tapi kita coba di DIY ini supaya jadi rentetan-rentetan di seluruh Indonesia," tandasnya.