Jalanan yang super lengang ini lantas dimanfaatkan oleh para pesepeda yang ingin menikmati syahdunya suasana menggenjot pedal di Malioboro pada pagi hari. Aditya Hariandya, 36, salah satunya.
Karyawan swasta yang tinggal di Kemetiran Lor ini bahkan mengajak anak balitanya . "Lha enak banget suasananya, ini tadi udah muter dua kali. Sekalian olah raga. Bawa anak juga ya karena nyaman. Nggak ada asap motor mobil," katanya.
Hal senada disampaikan Farukh dan Olie. Pasangan suami istri goweser asal Godean sudah mengimpikan aturan macam ini diberlakukan. "Ya menurut saya sih Malioboro bagusnya dibikin gini. Jadi selain buat lokal, buat wisatawan itu diliat juga enak," kata Farukh diamini istrinya.
Ungkapan Farukh dan Olie ini pun tergambar dari pengakuan Ananta, wisatawan asli Kebumen yang mengatakan beruntung bisa menikmati Malioboro tanpa hiruk pikuk kendaraan.
"Masih libur saya, masih mudik terus lihat ramai-ramai ini (uji coba bebas ranmor) di sosmed. Saya bawa anak istri ke sini, ya memang beda banget sih. Kemarin Sabtu ke sini, ramainya gila banget. Ini nyaman buat jalan-jalan, tapi ya sayangnya gak tahu kalau toko-toko juga tutup," imbuhnya.
Aktivitas dagang di kawasan Malioboro, sebagaimana diketahui memang tengah libur bertepatan dengan momen Selasa Wage atau selapanan. Di mana mereka meliburkan segala kegiatan jual beli serta meluangkan waktu untuk bersih-bersih sejenak.