Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Malem Kangen FMIPA UGM 2025.
Malem Kangen FMIPA UGM 2025. (Dok. istimewa)

Intinya sih...

  • Perkembangan satelit mini berbasis CubeSat dan pencapaian Indonesia melalui peluncuran Satelit Nusantara Lima

  • Lebih banyak orang bisa berkontribusi terhadap riset luar angkasa dengan teknologi yang semakin mudah diakses

  • Forum merajut masa depan sains sebagai wujud dari pembangunan mindset inovasi masa depan yang bermanfaat bagi bangsa dan dunia

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Malem Kangen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) 2025 digelar pada Sabtu (13/9/2025) dengan konsep berbeda dari reuni biasanya. Mengangkat tema “UFO Night: Kenangan FMIPA, Masa Depan, dan Luar Angkasa”, acara ini tidak hanya mempertemukan alumni, mahasiswa, dan dosen, tetapi juga menjadi ruang membahas inovasi teknologi serta isu antariksa global.

Sebanyak 700 peserta memadati Auditorium FMIPA UGM yang dikemas dengan nuansa futuristik. Tata cahaya kosmik, kostum bernuansa sains-fiksi, hingga permainan interaktif “Squid UFO Games” menambah semarak suasana. Hangatnya nostalgia pun berpadu dengan diskusi serius mengenai masa depan eksplorasi ruang angkasa, menjadikan acara ini lebih dari sekadar ajang temu kangen.

1. Perkembangan satelit mini berbasis CubeSat

Dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM sekaligus perancang UGMSat-1, Dr. Agfianto Eko Putra. (Dok. istimewa)

Pada sesi utama, dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM sekaligus perancang UGMSat-1, Dr. Agfianto Eko Putra, memaparkan pengembangan satelit mini berbasis CubeSat. CubeSat sendiri merupakan satelit kecil, modular, dan berbiaya rendah yang kini banyak dimanfaatkan universitas di berbagai negara sebagai laboratorium orbit.

“Lewat UGMSat-1, mahasiswa FMIPA UGM bisa belajar mengendalikan satelit sendiri tanpa harus menunggu proyek besar,” ujarnya dalam keterangan yang diterima IDN Times.

Selain itu, Dibahas pula pencapaian Indonesia melalui peluncuran Satelit Nusantara Lima pada 11 September 2025 dengan roket Falcon 9 milik SpaceX. Satelit seberat 7,8 ton berkapasitas 160 Gbps itu kini menjadi satelit broadband terbesar di Asia dan menandai tonggak penting kedaulatan antariksa Indonesia.

2. Lebih banyak orang bisa berkontribusi terhadap riset luar angkasa

Nindi Kusuma, pendiri NÖVA sekaligus kolaborator NASA Space Apps Challenge. (Dok. istimewa)

Pada sesi selanjutnya, Nindi Kusuma, pendiri NÖVA sekaligus kolaborator NASA Space Apps Challenge, menceritakan pengalamannya membangun inovasi sejak usia muda. “Riset luar angkasa kini tidak lagi eksklusif bagi negara besar atau lembaga tertentu. Dengan teknologi yang semakin mudah diakses, mahasiswa, komunitas, bahkan individu kreatif bisa ikut berkontribusi,” ujarnya.

Diskusi ini juga membahas isu global terbaru, yakni penemuan komet antarbintang 3I/ATLAS. Objek antar-bintang ketiga yang pernah terdeteksi itu sempat memicu spekulasi publik, namun para ilmuwan memastikan keberadaannya aman sekaligus membuka peluang penelitian baru.

3. Forum merajut masa depan sains

Malem Kangen FMIPA UGM 2025. (Dok. istimewa)

Ketua Keluarga Alumni FMIPA UGM (KAMIPAGAMA), Daniel Oscar Baskoro, menegaskan makna penting terselenggaranya acara ini. “Malem Kangen bukan sekadar temu alumni. Ini adalah forum untuk merajut jejaring lintas generasi dan memikirkan masa depan sains bersama, bahkan sampai ke luar angkasa,” katanya.

Sementara, Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, mengatakan semangat diskusi antarariksa bukanlah sekadar gimmick. “Ini adalah contoh FMIPA UGM membangun mindset inovasi masa depan yang bermanfaat bagi bangsa dan dunia,” ujarnya.

Dengan menggabungkan hiburan, edukasi, dan diskusi ilmiah, Malem Kangen FMIPA UGM 2025 berhasil menghadirkan reuni yang berbeda, sekaligus menjadi forum inspirasi yang mengubah nostalgia lintas generasi menjadi energi kolektif untuk inovasi.

Editorial Team