Pertunjukan tari kontemporer bertajuk Mahasyahdu Titi Laku di Situs Warungboto, Yogyakarta pada Senin (5/12/2022). (Dok. Istimewa)
Lewat pertunjukan tari ini, kolaborator karya ingin memperlihatkan kekuatan perempuan dan resiliensi mereka dalam menghadapi permasalahan. Situs Warungboto, yang mampu berdiri kokoh hingga ratusan tahun ini, dianggap dapat menggambarkan hal tersebut. Apalagi, Tim Peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM (Toponimi Kecamatan Kotagede: Sejarah dan Asal-Usul Nama-Nama Kampung, 2020) menengarai bahwa Pesanggrahan Rejowinangun ini juga pernah digunakan untuk latihan perang Langenkusumo (prajurit perempuan keraton) pada masa pemerintahan Hamengku Buwono II.
Koreografer Uti Setyastuti mengatakan Situs Warungboto dipilih sebagai lokasi pertunjukan karena memiliki sejarah yang penting dan patut diangkat. Situs Warungboto atau Pesanggrahan Rejowinangun ini adalah tempat peristirahatan dan pemandian yang dibangun oleh Gusti Raden Mas Sundara (HB II) saat masih menjadi putra mahkota.
Beberapa sumber seperti Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (J.F. Walrofen van Nes, 1884), Serat Rerenggan, dan Babad Momana menyebutkan bahwa pesanggrahan ini mulai dibangun sejak tahun 1711 Jawa atau 1785 Masehi.
Selain nilai sejarahnya penting bagi Jogja, Situs Warungboto juga punya potensial sebagai objek wisata dan ruang kesenian. Situs ini banyak dikunjungi wisatawan baik dari Yogyakarta maupun dari luar kota. Bahkan sudah banyak acara-acara seni dilangsungkan di sini. Jika biasanya acara seni di Situs Warungboto mengangkat kekayaan khazanah seni tradisional seperti tarian klasik.