ilustrasi kurma (unsplash.com/Tim Chow)
Hendrianis Syafira menjelaskan dirinya bersama tim menggunakan metode infusa dalam penelitiannya yaitu merendam buah kurma dalam air. Metode ini dipilih karena mudah dalam pembuatan. Bahan yanh diperlukan sebagai pelarutnya adalah air yang tergolong murah dan merupakan pelarut umum yang memiliki polaritas paling besar.
"Infusa buah kurma mengandung senyawa flavonoid khususnya jenis kuersetin sehingga buah kurma dengan sediaan infusa memiliki potensi untuk menjadi obat peningkat stamina pengganti kafein dan minuman berenergi lainnya," paparnya.
Menurut Hendrianis efek tonik yang ditimbulkan dari infusa buah kurma ini bisa meningkatan stamina. Efek tonik dapat terjadi dengan adanya efek stimulan dari sistem saraf pusat yang ditimbulkan dari golongan psikostimulansia.
“Senyawa kimia yang dapat menjadi psikostimulansia atau menstimulasi sistem saraf adalah alkaloid dan flavonoid” katanya.
Senyawa flavonoid dikatakan memiliki efek stimulan karena dapat menghambat fosfodiesterase yakni enzim yang memiliki tugas untuk mengubah adenosine monofosfat siklik menjadi AMP yang akan mengativasi pembentukan glukosa 6 fosfat yang menjadi sumber energi tambahan bagi tubuh dan dapat membuat tubuh menjadi lebih aktif atau berefek stimulan.