Petugas melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap pengunjung kawasan Malioboro. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Ekwanto turut melaporkan, 8 dari 10 unit thermo gun milik Jogoboro mengalami kerusakan karena keseringan dipakai. Hari biasa saja per harinya sudah dipakai memeriksa kurang lebih 500-600 orang pengunjung.
Apalagi ketika weekend tiba, pemakaiannya bisa non-stop saat jam 17.00-21.00 WIB. Biasanya dipakai para petugas Jogoboro di pintu masuk Malioboro atau zona-zona di dalamnya.
"Rusak karena non-stop pemakaian, dari bulan Maret," bebernya.
Jenis kerusakan beragam. Mulai dari hasil yang tidak akurat bahkan cenderung ngelantur. Sampai mati total. "Kita belum tahu servisnya ke mana. Kalau tahu tempatnya, kami diinfokan," tutur Ekwanto.
Kerusakan, kata Ekwanto, bertahap alias tidak di satu waktu. Tapi, memang momennya berdekatan, dimungkinkan karena usia pemakaiannya.
"Lagi pula penggunaannya (untuk kawasan Malioboro) kan marathon, tidak seperti di tempat-tempat lain seperti rumah sakit atau di mana," tuturnya.
Menyisakan dua unit thermo gun tersisa, UPT Malioboro memilih pengoptimalan penjagaan di area pintu masuk Malioboro. Tepatnya di Hotel Ina Garuda untuk yang di sisi timur, dan Hamzah Batik di sisi barat.
Pemeriksaan suhu tubuh pada zona-zona di antara dua titik tersebut, sementara ini ditiadakan. Namun, dikonsentrasikan pada pengawasan tahap pemindaian QR Code bagi setiap pengunjung
"Kita maksimalkan pengunjung memindai QR Code saja," katanya.
Pemindaian QR Code bagi pengunjung ini sebagaimana diketahui, sifatnya wajib. Tujuannya, memudahkan proses pelacakan kasus manakala muncul kasus penularan virus SARS-CoV-2 di lokasi tersebut.
Ekwanto melanjutkan bahwa problem ini sudah dilaporkan ke pihak Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta selaku pemilik wewenang pengadaan thermo gun. Ke depan, barang akan kembali diadakan namun bukan model thermo gun.
"Modelnya dengan layar, jadi wajah menghadap ke layar langsung ketahuan suhunya. Tapi, nunggu pembelian yang baru sehingga Jogoboro tidak terlalu dekat dengan pengunjung kita," sebutnya.
Pihaknya pun berharap alat itu sudah bisa dikirimkan ke lapangan dalam waktu dekat ini. Atau paling tidak cadangan thermo gun yang ada untuk saat ini.
"Kami akan koordinasi dengan dinas kesehatan, siapa tahu di sana juga ada cadangan untuk thermo gun. Kami upayakan untuk pinjam dulu," tandasnya.