Ilustrasi tabung oksigen medis (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).
Yang ada di benak Komaruddin dan jajaran rumah sakit saat itu adalah bagaimana para pasien tetap bisa terakomodir oksigen medis ini. Sehingga, pihaknya pun mencari suplai oksigen dari vendor lain sampai ke Tuban, Jawa Timur.
"Kemudian (tabung milik distributor) saya pakai untuk mengisi oksigen dari perusahaan lain," sebutnya.
Hal itu dilakukannya atas dasar alasan kepentingan darurat. Hanya saja dari pihak distributor yang selama ini jadi langganan RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, ternyata tidak bisa menerimanya.
Distributor keberatan dengan sikap rumah sakit yang dianggap telah menyalahi etika bisnis. Dalam hal ini, memakai tabung untuk diisi oksigen milik lain perusahaan.
Komaruddin mengaku tak tahu menahu akan hal tersebut. Karena selain itu selama tak pernah ada hitam di atas putih untuk kerjasama kedua belah pihak.
"Nggak ada kontrak, administrasi juga nggak ada. Sehingga, saya juga nggak paham kalau ada etika. Saya pikir karena kondisi kritis saya harus menyelamatkan (pasien)," imbuh Komaruddin.