Sleman, IDN Times – Kekhawatiran regenerasi petani hingga sistem pertanian yang tidak berkelanjutan, memunculkan inisiasi sejumlah orang untuk merintis Petani Muda Jogja.
Salah satu Inisator Petani Muda Jogja, M. Habib Syaifullah mengatakan banyak yang memandang pertanian atau menjadi petani belum bisa dikatakan menjamin secara ekonomi.
Ipunk mengungkapkan untuk bisa survive di dunia pertanian memang sangat bergantung dengan jumlah lahan yang dimiliki. ““Akhirnya dari masyarakat, terutama orang tua anak muda itu masih merasa ragu terjun ke pertanian survive secara ekonomi. Kalau 500 meter paling mentok cukup buat makanlah, susah kayaknya kalau metodenya konvensional gitu. Ada kekhawatiran tidak sejahtera,” ujar pria yang akrab disapa Ipunk itu, Kamis (5/6/2025).
Lebih lagi, pertanian saat ini di Indonesia masih banyak yang konvensional, tidak seperti di negara maju. “Negara maju parlente, traktor keren, baju cowboy, teknologi kekinian. Kalau kita kan masih cangkul panas-panasan. Salah satunya juga karena itu mungkin gak terlihat keren,” ujar Ipunk.