Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kurang Tempat, Ribuan Koleksi Museum Sonobudoyo Tak Bisa Dipamerkan

Google.com/images

Yogyakarta, IDN Times - Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menambah bangunan baru di Museum Sonobodoyo untuk memamerkan koleksi-koleksinya. Saat ini ribuan koleksi museum tidak bisa dipamerkan ke pengunjung karena keterbatasan tempat.

Salah satu usaha yang akan dilakukan guna memecahkan masalah tersebut adalah dengan mendirikan bangunan baru untuk ruang pamer di sisi utara Museum Sonobudoyo unit I ini.

1. Bangunan baru terdiri 3 lantai

Salah satu pameran koleksi benda seni di Museum Sonobudoyo. Instagram/museumsonobudoyo

Rencananya penambahan bangunan gedung baru tersebut, terdiri dari 3 lantai, sebuah basement, dan bagian landscape. Lantai 1 dan 2 akan dijadikan ruang pamer sementara lantai 3 akan dibangun virtual museum.

Ruangan basement akan digunakan untuk untuk keperluan persiapan pameran dan ruang transit koleksi.

Penambahan bangunan gedung baru di Museum Sonobodoyo unit I tersebut akan dimulai di tahun 2021 ini dengan menggunakan Dana Keistimewaan atau Danais.
Bangunan baru Museum Sonobudoyo akan dilengkapi co-working space bagi anak-anak muda. Lokasinya ada di bagian landscape bangunan.

 

2. Museum Sonobudoyo memiliki 11.031 koleksi

Salah satu pameran koleksi benda seni di Museum Sonobudoyo. Instagram/museumsonobudoyo

Dikutip Instagram @humasjogja, Museum Sonobudoyo menempati lahan seluas kurang lebih 7.800 m², saat ini memiliki 11.031 koleksi museum yang sudah diinventarisir.

Koleksi tersebut terbagi dari 10 jenis, yaitu Koleksi Geologi, Biologi, Etnografi, Arkeologi, Historika, Numismatika, Filologika, Keramologika, Senirupa dan Koleksi Teknologi.

Sayangnya dari koleksi-koleksi tersebut, baru 1.184 koleksi dipamerkan di bangunan yang sekarang dikenal sebagai Museum Sonobudoyo unit 1.

Adapun, 161 koleksi lainya dipamerkan di Museum Sonobudoyo unit 2 di Jalan Wijilan, Kecamatan Panembahan.

3. Sejarah berdirinya Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Instagram/museumsonobudoyo

Cikal bakal Museum Sonobudoyo berawal dari kongres Java Institute di tahun 1924 yang memutuskan mendirikan sebuah museum berlokasi di Yogyakarta, dengan mengumpulkan data kebudayaan dari Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.

Dua tahun setelah dimulainya kegiatan pengumpulan data kebudayaan dari daerah-daerah tersebut, dibentuklah Panitia Perencana Pendirian Museum dengan salah satu anggotanya adalah Ir. Thomas Karsten yang merupakan arsitek museum ini. Nama Sonobudoyo sendiri berasal dari kata Sono yang artinya tempat dan Budoyo yang artinya budaya.

Bangunan calon museum tersebut didirikan di tanah bekas shouten, yaitu itu semacam kantor kepolisian pada zaman Hindia Belanda, yang bernama Schout Djogjakarta, dibangun oleh BOW (Burggerlijke Openbare Werken) di tahun 1870-an. Rumah dinas Schout didirikan di atas tanah milik Kasultanan Yogyakarta yang merupakan tanah hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

Bangunan bekas Schout tersebut saat ini menjadi bagian dari ruang pamer utama yang terletak di belakang Pasren. Awal pembangunan museum ini ditandai dengan candra sengkala “Buta ngrasa estining lata”, melambangkan tahun 1865 dalam penanggalan Jawa atau tahun 1934 Masehi.

Sri Sultan Hamengkubuwono VIII meresmikan museum ini pada 6 November 1935, atau Rabu Wage, 9 Ruwah 1866 dalam penanggalan Jawa. Peristiwa ini ditandai dengan candra sengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha”.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us