Ilustrasi TKP (IDN Times/Mardya Shakti)
Sementara keempat orang tadi pergi, EHL, JVG, dan teman-temannya kembali nongkrong di teras toko swalayan. Mereka lantas didatangi salah satu dari rombongan penagih utang.
Intinya, para penagih utang menanyakan apakah mengenali keempat orang pengawal pemilik mobil incaran tadi. EHL dan rekan-rekannya menegaskan mereka tak saling kenal.
Setelahnya, rombongan debt collector pun pergi meninggalkan tempat kejadian. "Urusan menarik mobil itu sudah selesai," sambungnya.
Tiba-tiba, sekitar pukul 00.25 WIB, tiba-tiba rombongan laki-laki tak dikenal mengendarai sekitar lima sepeda motor berboncengan berhenti di seberang Jalan HOS Cokroaminoto. Atau epatnya di depan toko berjejaring tempat di mana para korban nongkrong.
"Salah satu dari rombongan (pemotor) itu turun dan berteriak kasar ke arah rombongan korban," jelas Febrianta.
Rombongan pemotor tak dikenal itu kemudian langsung menyerang rombongan korban. Satu dari mereka mengeluarkan senjata tajam jenis pedang.
EHL dan rekan-rekannya panik mencoba menyelamatkan diri. Sebagian lari ke dalam toko, sisanya kabur masuk ke sebuah gang di sekitaran lokasi kejadian.
Pascapenyerangan, rombongan pemotor meninggalkan para korban. Selang beberapa menit, mobil patroli polisi tiba di lokasi.
"Para korban dikumpulkan. Namun untuk EHL berada jauh dari lokasi. Petugas dan teman korban menemukan dia (EHL) sedang duduk tertelungkup di gang sambil memegang dada kanan yang sudah bersimbah darah," terang Febrianta.
Polisi lalu bergegas mengantar korban ke Rumah Sakit Ludiro Husodo agar mendapat penanganan medis. "Namun setelah sampai di rumah sakit, korban sudah tidak bernyawa," lanjutnya.
Adapun rekan pelaku JVG dan CDF yang menderita luka memar akibat hantaman benda tumpul buntut serangan itu.