Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Limbah Ayam Jadi Suplemen Pakan Bernutrisi di Tangan Mahasiswa UGM
Fermaze, suplemen pakan bernutrisi. (dok. UGM)

Intinya sih...

  • Fermaze menggunakan maggot BSF untuk mendegradasi kotoran ayam dan mencegah defisiensi gizi pada ayam petelur.

  • Formula Fermaze juga mengandung tepung tulang sebagai sumber kalsium agar cangkang telur tidak tipis, rapuh, atau cacat.

  • Produk ini bukan hanya suplemen pakan alternatif, tetapi juga upaya mewujudkan peternakan berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah menjadi sumber daya baru yang bermanfaat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Fermaze berinovasi dengan limbah kotoran ayam. Limbah yang biasanya menimbulkan pencemaran udara dan air itu diolah menjadi suplemen pakan ayam petelur yang kaya nutrisi.

Inovasi ini tidak hanya menjadi solusi untuk mengurangi risiko kesehatan akibat gas berbahaya dari proses dekomposisi limbah, tetapi juga membuka peluang efisiensi biaya produksi bagi peternak. Suplemen yang diberi nama Fermaze ini dikembangkan dengan memanfaatkan maggot Black Soldier Fly (BSF).

1. Manfaatkan maggot untuk mengurangi pencemaran

ilustrasi maggot BSF (freepik.com/jakasuryanta)

Fermaze dikembangkan melalui pemanfaatan maggot BSF yang mampu mendegradasi kotoran ayam. Dengan proses ini, nutrisi yang terkandung dapat kembali diserap oleh ayam petelur.

Renata Satriatama Ranukumbolo, mahasiswa FMIPA 2023, menjelaskan: “Maggot BSF dalam hal ini berperan sebagai sumber protein berkualitas, sehingga mencegah defisiensi gizi pada ayam petelur,” terangnya, Rabu (3/9/2025) dilansir laman resmi UGM.

2. Ditambah tepung tulang untuk perkuat cangkang telur

ilustrasi cangkang telur (pexels.com/Klaus Nielsen)

Selain maggot, Fermaze diformulasikan dengan tambahan tepung tulang yang berfungsi sebagai sumber kalsium. Nutrisi ini dianggap sangat penting karena 94 persen cangkang telur terdiri dari kalsium.

Renata menegaskan, mineral tersebut berperan besar agar cangkang telur tidak tipis, rapuh, atau cacat. Hal ini menjadikan Fermaze berbeda dengan pakan alternatif lainnya.

3. Didorong kebutuhan protein hewani yang terus meningkat

Tim PKM-K Fermaze UGM. (ugm.ac.id)

Ketua Tim Fermaze UGM, Tama, menyampaikan bahwa produk ini bukan sekadar pakan tambahan, tetapi juga upaya mewujudkan peternakan berkelanjutan.

“Fermaze tidak hanya sekadar suplemen pakan alternatif, tetapi juga wujud nyata dari ekosistem peternakan berkelanjutan. Kami ingin mengolah limbah menjadi sumber daya baru yang bermanfaat, sehingga bisa menekan biaya produksi, menjaga lingkungan, sekaligus memperkuat daya saing peternak kecil,” ujarnya.

Renata juga menambahkan, perkembangan pesat industri ayam petelur di Indonesia menjadi alasan utama tim mengembangkan inovasi ini.

“Permintaan protein hewani yang tinggi membuat sektor ini semakin dilirik oleh peternak muda hingga investor agribisnis. Sayang di balik peluang besar tersebut, muncul tantangan serius soal limbah kotoran ayam yang menimbulkan pencemaran,” tandasnya.

Tim PKM-K Fermaze UGM terdiri dari Renata Satriatama Ranukumbolo (FMIPA 2023), Najwa Ramadhani (Fakultas Teknologi Pertanian 2023), Dimas Landung Ghofaro (Fakultas Peternakan 2023), Afifah Diaz Restu Mawarni (Fakultas Peternakan 2023), dan Armedina Radine (Sekolah Vokasi 2024). Mereka juga mendapat pendampingan langsung dari dosen Fakultas Peternakan UGM, Ir. Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., IPM, yang mendukung proses pengembangan hingga tahap implementasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team