Ilustrasi penjara (IDN Times/Sukma Shakti)
M bercerita saat kehamilan berusia delapan bulan, ia terlibat kasus penganiayaan yang akhirnya berakhir di jeruji besi. Dirinya sempat mendapatkan penangguhan dan dijadikan tahanan kota karena harus melahirkan.
"Setelah melahirkan akhirnya masuk ke Lapas Perempuan pada bulan Juli 2022 yang lalu," tutur M.
Saat masuk ke lapas untuk menjalani masa tahanan, M mengaku ditempatkan di ruangan khusus bersama seorang lansia yang sehari-hari ikut membantu dirinya mengasuh putranya.
Berbeda dengan penghuni lapas lainnya yang tidur hanya memakai alas tipis, M dan bayinya disediakan tempat tidur dari kayu serta kasur busa.
"Ya anak saya tidak rewel, hanya kemarin habis imunisasi agak rewel. Ada oma (teman satu sel) yang membantu," ungkapnya.
Selama menjalani masa tahanan dengan putranya, M mengaku selalu memberikan air susu eksklusif dan fokus mengasuh buah hatinya.
"Pelayanan dari petugas juga baik-baik semua, bahkan kadang-kadang menggendong anak saya. Untuk makanan ditambah lauk dan buahnya juga ditambah," kata M.
"Suasana lapas juga tidak seram, ada musik saat pagi menemani aktivitas warga binaan. Ada yang memasak, ada yang belajar membuat kerajinan hingga berlatih menyanyi di gereja," imbuhnya.