Melansir laman kitabisa.com, Ningram memiliki seorang anak bernama Muhammad Anzilnie Munzalan Mubaaroka yang masih berusia 13 bulan. Karena lahir prematur, Anzil harus melakukan terapi dan pengobatan, namun karena alat terapi mahal dan beberapa obat tidak ditanggung oleh BPJS, Ningram dan istrinya pun mengalami kesulitan keuangan.
Ningram sendiri sebelumnya hanya berjualan sate pada akhir pekan atau musim liburan di sekitaran toko oleh-oleh di Yogyakarta, karena hanya hari itu saja yang ramai. Sedangkan jika tidak berjualan, dirinya merupakan buruh serabutan dan juga sering membantu berjualan sate milik saudaranya.
Semasa pandemik corona penjualan sate Ningram menurun karena tempat-tempat wisata sepi pengunjung. Pendapatan Ningram pun tidak cukup untuk pengobatan anaknya.
Pendiri komunitas Untuk Teman, Febfi Setyawati menceritakan bahwa Ningram mengetahui dari teman seperjuangannya di rumah sakit untuk melakukan penggalangan dana di situs donasi dan fundraising, kitabisa.com.
Dia bersama istrinya menceritakan permasalahan anaknya yang harus menjalani terapi, dan melalui komunitas Untuk Teman, Ningram dan istrinya melakukan penggalangan dana melalui situs tersebut. Hingga saat ini penggalangan dananya pun masih berjalan.