Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X (dokumentasi) IDN Times/Tunggul Damarjati

Yogyakarta, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkap alasan belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), meski telah diteta[kan satu pasien positif tertular virus Corona (COVID-19) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sultan menilai penetapan status KLB ini tidak sederhana pelaksanaanya, banyak aspek yang perlu ditimbang.

"Kami belum bisa menentukan, karena tim yang kita bentuk untuk itu (penanganan persebaran COVID-19) tidak hanya aspek kesehatan. Tapi, juga aspek ekonomi, aspek sosial, dan budaya masyarakat. Kami menunggu rekomendasi yang ada," katanya di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (16/3).

 

1. Khawatir masyarakat panik

(IDN Times/Muhamad Iqbal)

Sultan berpendapat, dengan ditetapkan status KLB, justru berpotensi membuat situasi berbalik 180 derajat. Dari yang kondusif berubah penuh kepanikan. Menurut Sultan, akan banyak permasalahan yang mengekor, mulai dari sisi ekonomi, hingga mobilitas sosial.

"Makanya kemarin saya mengatakan, karena satu (pasien positif) ini apakah sudah waktunya KLB, yang memungkinkan jadi masyarakat itu jadi tertekan? Dan problem dengan KLB itu akan banyak, menyangkut masalah tidak hanya ekonomi, tetapi mobilitas sosial dan lain sebagainya. Masalahnya tidak semudah itu," paparnya.

2. Status akan berubah jika terjadi lonjakan jumlah positif corona

Dok. Humas Jabar

Akan tetapi, tak menuntup kemungkinan baginya untuk mengubah status ini, jika kemudian muncul lonjakan jumlah pasien positif corona.

"Ya mungkin kalau sudah di atas tujuh atau delapan (pasien), mungkin kita akan berpikir ulang," sambung Ngarso Dalem.

"Kita perlu pertimbangan-pertimbangan seberapa jauh identifikasi dari rumah sakit antara yang negatif sama positif itu perbandingannya berapa. Yang memungkinkan sudah waktunya (KLB) gak," ujar dia menambahkan.

3. Berharap DIY tidak ada KLB

(Ilustrasi) Proses simulasi penanganan Coronavirus virus corona di RS Tugurejo. Dok. Humas Pemprov Jateng

Sultan dengan tegas mengatakan, dirinya berharap status KLB itu tidak benar-benar diterapkan di DIY. Namun, alangkah baiknya memang segala konsekuensi dipikirkan sejak dini.

"Kita juga harus mempersiapkan masyarakat apapun konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat, kalau memang KLB ini harus terjadi," katanya.

"Ya semoga itu tidak terjadi di Yogyakarta. Tapi, ada proses sendiri. Tetap membangun komunikasi untuk menjadi KLB. Tapi, untuk saat ini kita belum sampai di sana. Hanya mencoba untuk memisahkan yang sehat tetap sehat, yang sakit bisa disembuhkan," tutup Sultan.

Editorial Team