Khatib salat Idul Fitri 1445 di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Untung Cahyono (baju putih). (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Akan tetapi, Untung enggan buru-buru mengkonklusikan bahwa jamaah membubarkan diri saat itu dikarenakan ceramahnya yang bermuatan politik. Melihat kolom komentar pada video jamaah bubar yang viral di sosial media, bagi Untung, musababnya bisa beragam.
"Jamaah walkout itu kan banyak aspeknya, bisa karena sudah pegel, selak kepengen ngerokok, dan gerimis atau hujan. Itu bisa jadi. Tapi kalau lebih detail ya harus disurvei, ditanya, tapi kan nggak mungkin nanya jamaah yang pulang. Kalau soal pulang saya kira juga fair ya, tidak hanya kasus seperti ini, banyak khatib juga belum rampung sudah pada pulang," katanya.
Sebelumnya, sebuah video viral menampilkan para jamaah salat id di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY, bubar jalan di tengah penyampaian khotbah oleh khatib. Narasi yang beredar, para jamaah meninggalkan lokasi karena muatan politik pada ceramah sang khatib.
Kemenag Bantul pun menyatakan bahwa materi ceramah tak sesuai dengan panduan penyelenggaraan salat Idul Fitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.
Pada poin ke-5 panduan itu diatur bahwa materi khotbah harus disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengedepankan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak mengandung muatan politik praktis sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.