RSUP dr. Sardjito. (IDN Times/Siti Umaiyah)
Lantaran fasilitas Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di RSUP dr. Sardjito masih antre, sementara ET ditempatkan di inkubator RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan monitoring dokter dari rumah sakit rujukan.
Selasa (20/9/2022) petang, ET mendapat jatah PICU di RSUP dr. Sardjito. Hanya saja, penurunan fungsi terpantau pada organ-organ lain secara drastis.
"Anak saya paru-paru sisanya kena. Kena semua soalnya, liver, kemudian saraf, dan pastinya ginjal," ujarnya.
RSUP Dr. Sardjito melakukan penanganan intensif sekaligus observasi pada ET sejak Selasa hingga Jumat (23/9/2022). Yusuf dan istri mulai mendengar istilah AKI saat itu sebagai sebuah prognosis dari kondisi ET.
"Sebagai sebuah prognosis yang pihak medis masih menelusuri ini apa," ucapnya.
Kondisi kesehatan ET tak kunjung membaik. Seingat Yusuf, ia tak menandatangani persetujuan untuk dilakukan hemodialisa atau terapi cuci darah pada putrinya.
"Anak saya dipanggil pada 25 September. Termasuk kasus yang sangat cepat," katanya.
Bagaimanapun, Yusuf tetap mengapresiasi keseriusan RSUP dr. Sardjito dalam mengupayakan keselamatan putrinya. Dirinya cuma berharap penyebab penyakit ini lekas ditemukan secara ilmiah sehingga tak perlu lagi ada korban berjatuhan.
"Upaya saya akui sudah berusaha keras. Banyak tim medis yang terlibat ada panel dokter, melibatkan banyak disiplin paru, organ dalam, saraf, liver," tutupnya.
RSUP Dr. Sardjito mencatat 6 pasien meninggal terkait kasus gagal ginjal akut misterius pada anak sepanjang Januari-Oktober 2022. Adapun total kasus sepanjang periode itu adalah 13 kasus, di mana 4 di antaranya masih dirawat dan 3 lainnya dinyatakan sembuh.
Kasus meninggal terakhir dilaporkan Rabu (19/10/2022) kemarin. Pasiennya adalah anak usia 4 tahun asal Ngawi, Jawa Timur yang dirawat di RSUP Dr Sardjito setelah 5 hari sebelumnya dirujuk dari RSUD Moewardi Solo.
Pasien itu telah menjalani cuci darah sebelumnya. Namun, kondisinya terus menurun seiring adanya komplikasi di berbagai macam organ.