Ilustrasi WhatsApp. IDN Times/Paulus Risang
Sekretaris II Dewan Pendidikan DIY yang juga bagian dari TPF, Timotius Apriyanto menambahkan, hasil penyelidikan mengungkap secara runtut bagaimana soal ASPD tersebut bisa sampai bocor ke tangan para siswa.
"Pada tanggal 15-16 Maret 2021, diadakan penulisan naskah soal di Hotel Tirta Kencana untuk empat mata pelajaran ASPD 2021," kata Apriyanto.
Kemudian, pada 17-19 Maret 2021, dilaksanakan agenda mengulas soal di Hotel Tirta Kencana bersama tim teknis naskah soal tersebut. Sementara LL ditunjuk sebagai salah seorang anggota dari tim pengulas soal.
"Ada kemungkinan pintu masuk indikasi kebocoran dari tim reviewer yang tergabung dalam WA (WhatsApp) grup tim tersebut. WA grup beranggotakan 18 participant reviewer yang terdiri dari 12 reviewer, dan 6 orang tim teknis," bebernya.
WA grup ini sengaja dibuat demi mempercepat koordinasi antara tim pengulas dan tim teknis yang memiliki tugas merampungkan naskah soal serta mengunggahnya ke server ASPD.
"Sistem ASPD bisa diakses tim reviewer melalui password token yang diatur oleh tim teknis. Jadi sudah sangat aman dari sisi teknologi," katanya.
Namun, dari tiga paket soal tiap mapel tersusun, satu paket pada mapel matematika oleh LL justru dikirimkan kepada guru matematika di sekolahnya dalam bentuk file dokumen.
"Ada pengakuan dari Kepsek SMPN 4 Depok, mengirimkan file dokumen kepada guru matematika," katanya.