Ilustrasi Grebeg, Keraton Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Pardiyana bercerita, ketika ada acara Grebeg di Keraton Yogyakarta, kereta Palbapang-Yogyakarta bisa beroperasi lebih dari sekali. Sebab penumpangnya selalu penuh.
"Kalau naik kereta api kan bisa turun di Stasiun Ngabean dan tinggal berjalan yang jaraknya tak jauh dari Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta," ucapnya.
Pesaing moda transportasi kereta api paling banyak adalah gerobak sapi dan andong yang juga punya tempat untuk menunggu para penumpangnya di sepanjang Palbapang hingga Kota Yogyakarta.
"Kalau angkutan umum pada tahun 1960-an masih sangat sedikit sekali. Yang ada hanya andong dan gerobak sapi. Biasanya mengangkut pedagang dan dagangannya ke Pasar Beringharjo," ucapnya.
Kondisi Stasiun Palbapang yang kini menjadi Terminal Palbang sangat luas, banyak tumpukan rel kereta hingga ada tempat untuk bengkel kereta yang berada di sisi utara Stasiun Palbapang.
"Namun setelah kereta api berhenti beroperasi sekitar tahun 1973 atau 1974 tak ada lagi gerbong kereta dan juga tumpukan rel kereta api sudah dibawa semua ke Yogyakarta," ungkapnya.