Potret rumah salah satu warga di Bantul yang hancur akibat gempa bumi 2006.(IDN Times/Daruwaskita)
Waljito mengingatkan meski 16 tahun telah berlalu, mitigasi bencana dan menciptakan ketangguhan masyarakat Bantul terhadap kebencanaan harus terus dilakukan.
"Ketangguhan hadapi bencana itu tidak hanya menjadi urusan pemerintah, urusan relawan namun yang paling kecil adalah keluarga. Ke depan diharapkan setiap keluarga punya ketangguhan terhadap bencana," ujarnya.
Waljito mengatakan seluruh relawan yang ada di Bantul saat ini mencapai 3 ribu orang tidak mungkin bisa menolong semua warga Bantul yang jumlahnya mencapai hampir 1 juta penduduk. Modal utama masyarakat yakni gotong-royong dan solidaritas harus tetap dijaga harus tetap dilestarikan.
"Saat gempa bumi 2006 kita tidak memiliki teknologi serta alat berat yang bisa membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh. Tidak bisa cepat memberikan pertolongan korban yang masih tertimpa bangunan, namun budaya gotong-royong dan rasa solidaritas yang tinggi, Bantul mampu cepat bangkit dari bencana yang sangat mengerikan itu," ucapnya.