Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait alias Ara. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)
Selain 26,9 juta RTLH, fokus pemerintah juga tertuju pada fakta 9,9 juta orang di Indonesia yang saat ini belum memiliki rumah. Pemerintah sudah menyiapkan program rumah subsidi sebagai solusinya.
"Rumah subsidi sudah dinaikkan (kuota) oleh Pak Prabowo, luar biasa. Biasanya 200 ribuan per tahun, silakan cek saja. Tahun ini dinaikan 350 ribu," ucapnya.
Lanjut Ara, sektor perumahan ini bukan cuma menjadi bagian penting dari pembangunan infrastruktur, tapi juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Program perumahan ini membuka banyak lapangan pekerjaan yang secara langsung berdampak pada peningkatan sektor industri lainnya di Indonesia. Selain itu, pembangunan perumahan juga menarik investasi asing yang semakin mengalir ke Indonesia.
"Satu rumah subsidi yang kerja rata-rata yang kerja 4-5 orang. Kalau 4 saja atau 5, sudah 1,4 juta yang kerja. Belum yang lain, berarti membuka lapangan pekerjaan. Kemudian sudah pasti yang namanya proyek perumahan, ibu-ibu itu pasti beli beras, telur, tahu, tempe di pasar. Kemudian ada toko bangunan yang menyediakan barang-barang industri, dari semen, kaca. Ekosistem ini luar biasa besar belum perbankan, belum asuransinya, belum marketingnya," pungkas Ara.