Ilustrasi ternak sapi. (Dok. Fakultas Peternakan UGM)
Namun, dia juga tak menampik soal adanya para peternak di Jawa Tengah yang belum bersedia memberikan vaksinasi kepada ternaknya.
Edukasi perlu digencarkan agar kelak para peternak bisa 'hidup damai' dengan PMK, di samping melakukan langkah-langkah pengurangan risiko lainnya, macam menjaga kecukupan asupan vitamin, serta kebersihan kandang atau program biosecurity.
"Yang penting tidak boleh panik, kalau ternaknya sakit diisolasi dan diobati, tidak justru dijual, karena ini akan menyebarkan PMK dan terus meningkatkan kasus di lapangan," ucapnya.
Pemerintah sendiri, menurut Agung, berencana mencanangkan bulan vaksinasi PMK pada akhir Januari hingga awal Februari, kemudian Juli serta Agustus tahun ini.
"Nah inilah akan membentuk antibody komunal, dan kalau ini konsisten dilakukan, maka dalam kurun waktu tertentu, kita (kasus PMK) akan melandai, dan mungkin tidak akan ada kasus PMK menuju nanti kita pengakuan dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), bebas PMK dalam kendalian atau FMD (Foot and Mouth Disease) official control program," pungkasnya.