Salah satu warga yang rumahnya tak jauh dari rumah pemotongan ayam, Joko mengaku sudah tahunan dirinya dan keluarga harus menghirup udara busuk dari limbah pemotongan ayam yang meluber ke pekarangan milik orang lain. Bahkan setiap mobil pick up yang membawa ayam untuk disembelih ketika dicuci, air buangan cucian mobil juga meluber ke jalan sehingga membuat jalan becek dan bau tidak sedap.
"Sebenarnya tetangga sudah banyak yang mengeluh bau busuk namun sungkan untuk menegur karena di belakangnya ada Pak Kaum yang dituakan oleh warga. Namun sebagai orang yang dituakan justru membiarkan keponakannya menjalankan usaha pemotongan ayam yang mencemari lingkungan," ujarnya.
Warga dalam hati tidak ingin mengusik usaha pemotongan ayam jika tidak mengganggu lingkungan namun karena tidak ada usaha untuk memperbaiki IPAL-nya dan bau busuk semakin menyebar ketika hujan lebat terjadi akhirnya ada yang berkeluh kesah kepada pemerintah Kalurahan Sumbermulyo.
"Kalau pemerintah kalurahan menindaklanjuti, ya karena tidak ingin warga lingkungannya tercemar sementara yang usaha mendapatkan keuntungan tanpa memikirkan dampak lingkungannya," tuturnya.
"Kalau kita ya permasalahannya serahkan sepenuhnya kepada pemerintah kalurahan. Toh kalau masih nekat pemerintah desa bisa berkoordinasi dengan kapanewon atau dinas terkait di Pemda Bantul," ungkapnya.