Yogyakarta, IDN Times - Seberapa kenalkah lidah kita dengan tempe alkatak, jali-jali, kluwih, suweg, atau gadung? Atau bahkan namanya pun terasa asing di telinga? Di tengah ancaman degradasi lingkungan dan hilangnya kearifan lokal, Pameran Ragam Flora Indonesia 5: Khazanah Alam Nusantara hadir sebagai ajakan untuk kembali mengenal dan menghargai kekayaan tumbuhan asli Nusantara melalui kekuatan seni dan ilustrasi botani. Pameran ini akan berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta pada 12-19 Juli 2025.
Pameran ini merupakan hasil kerja sama antara Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA) dengan Kebun Raya Bogor – BRIN dan Bentara Budaya, serta didukung oleh berbagai mitra. Kolaborasi ini bertujuan menghubungkan dunia seni, sains, dan masyarakat umum dalam upaya bersama menjaga kekayaan hayati Indonesia, khususnya flora, melalui pendekatan yang menyentuh hati.
Pameran ini merupakan bagian dari inisiatif global Botanical Art Worldwide 2025, yang melibatkan lebih dari 30 negara dari enam benua. Sepanjang tahun 2025, negara-negara peserta secara serentak menyelenggarakan pameran seni botani yang berpuncak pada Worldwide Day of Botanical Art, tanggal 18 Mei 2025. Dengan mengusung tema besar crop diversity, inisiatif ini menyoroti keanekaragaman tumbuhan berguna—pangan, sandang, papan, obat-obatan, dan sumber energi, yang kini kian terpinggirkan di tengah dominasi pertanian massal, monokultur, dan praktik ekstraktif yang mengeksploitasi alam.