Ilustrasi laboratorium (ANTARA FOTO/Moch Asim)
Dalam rangka deteksi dini varian Omicron, Pemda DIY meminta dinkes dan fasyankes mengirimkan secara acak sampel tes PCR dengan kriteria CT Value di bawah 30 ke laboratorium milik Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk dilakukan pemeriksaan pengurutan keseluruhan genom atau Whole Genome Sequencing (WGS).
"Untuk mengetahui apakah yang CT di bawah 30 itu ada unsur Omicronnya, supaya kita bisa lekas tahu, di sana diteliti, kemudian akan disampaikan kalau ada yang kebetulan ciri-cirinya seperti Omicron," sebutnya.
Pemda juga akan menggencarkan testing dan tracing sebagai upaya deteksi dini Omicron ini. Jika didapati suatu daerah dengan kriteria kasus penularan cepat, maka akan diambil upaya antisipasi sesegera mungkin.
"Kalau di satu tempat itu ada penyebaran yang sangat cepat terhadap konfirmasi positif maka itu bisa kita antisipasi kemungkinan itu adalah Omicron, jadi penularannya sangat cepat. Itu untuk mengantisipasi seandainya terjadi di Jogja (DIY)," katanya.
"Tapi sampai hari ini baik hasil lab yang kira kirim maupun saat kita melakukan tracing itu tidak ditemukan adanya Omicron di DIY," sambungnya.
Bersamaan dengan upaya-upaya di atas, Pemda melakukan percepatan target vaksinasi di wilayahnya. Serta mengoptimalkan penggunaan serta penegakaan penerapan aplikasi PeduliLindungi di tempat-tempat umum.
"Karena ini banyak yang punya (PeduliLindungi) dan tidak ditegakkan. Itu kita tegakkan, terutama di tempat-tempat umum dan destinasi wisata," pungkasnya.