Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana mengembangkan dan menerapkan konsep 'Kota Lama' pada kawasan Kotagede. Konsep Kota Lama ala Kotagede ini nantinya bukan mengekspose sisa-sisa peninggalan kolonial macam arsitektur seperti di daerah lainnya.
Kawasan Kotagede Bakal Disulap Jadi Kota Lama ala Yogyakarta

Intinya sih...
Konsep 'Kota Lama' Kotagede usung kekhasan budaya dan religiusitas, bukan peninggalan kolonial
Pendekatan 'bottom-up' untuk gugah kesadaran masyarakat dalam melestarikan kekhasan Kotagede
Potensi fisik bangunan, kerajinan perak tradisional, dan tata ruang kampung menjadi alasan Kotagede layak menjadi Kota Lama
1. Usung kekhasan budaya dan religiusitas
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan mengatakan, konsep Kota Lama yang diusung untuk Kotagede lebih mengedepankan kekhasan budaya dan religiusitas Kota Gudeg. Menurutnya, Kotagede menyimpan potensi lebih karena keberadaan elemen budaya lokal yang kuat dan masih hidup di tengah masyarakat.
"Beda kalau di tempat lain kelihatan lamanya zaman Belanda. Kalau kita ingin mengemas budaya lokalnya kemudian religinya," kata Wawan dalam keterangannya, Senin (14/7/2025).
"Gol besarnya adalah (Kotagede) menjadi kota lamanya Jogja, tapi yang berbudaya Yogya asli," sambung dia.
2. Gugah kesadaran masyarakat
Upaya menjadikan Kotagede sebagai Kota Lama, kata Wawan, akan dilakukan dengan pendekatan 'bottom-up'. Artinya, partisipasi aktif masyarakat dilibatkan untuk peduli dengan eksistensi kawasan yang selama ini kondang sebagai pusat kerajinan perak itu.
Wawan berujar, pemkot melalui dinas-dinas terkait berencana menggelar diskusi secara intens dengan para pemangku di Kotagede.
"Dimulai dari menggugah kesadaran untuk peduli dan mempunyai kesadaran bahwa Kotagede memiliki potensi dan bisa dikembangkan lebih baik. Kekhasan Kotagede harus dilestarikan ada budaya, kesenian apalagi ada kerajinan perak dan kuliner," papar Wawan.
3. Simpan setumpuk potensi 'Kota Lama'
Anggota Badan Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kotagede, Miftachul Alfin sementara itu melihat berbagai potensi yang membuat wilayah Kotagede layak menjadi Kota Lama. Mulai dari fisik bangunan dan tata ruang yang masih mempertahankan seperti catur gatra, hingga perilaku masyarakat sederhana dengan suasana kampungnya.
Belum lagi potensi kerajinan perak yang masih tradisional mendukung untuk Kotagede sebagai Kota Lama-nya Yogyakarta.
Bagaimanpun, Miftachul juga tak menampik bahwa sebagian fasad rumah di wilayah Kotagede sudah berubah. Sehingga, harapannya pemerintah nantinya menata sepanjang Jalan Kemasan dan Mondorakan sebagai pintu masuk Kotagede demi lebih menguatkan suasana Kota Lama tersebut.
"Apalagi memang Jogja ada karena Kotagede. Cikal bakal Jogja adalah Kotagede," ujar Miftachul.