Kampung Klitren Kota Yogyakarta Banjir Lagi

Yogyakarta, IDN Times - Kampung Klitren, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, kembali terdampak banjir pada Minggu (6/11/2022) sekitar pukul 15.00 WIB. Wilayah ini disebut memang menjadi langganan banjir sejak 1995.
Pada Oktober 2022 hingga awal November ini disebut sudah terjadi empat kali banjir. “Kalau yang hari Minggu kemarin sekitar satu jam. Banjir kalau di sini sudah sejak tahun 1995. Paling parah itu tahun 2000-an,” ujar salah satu warga Klitren, Yudi, Senin (7/11/2022).
1. Antisipasi warga mencegah banjir

Sejumlah upaya untuk mengurangi dampak banjir pun telah dilakukan warga Klitren. Seperti pembuatan kolam untuk menampung luapan sungai. Pemkot Yogyakarta juga sudah membuat dinding penahan air agar air tidak meluap.
Meski telah ada berbagai upaya, jika hujan deras dan durasi waktu yang panjang, air tetap bisa meluap ke pemukiman warga. Terlebih rumah warga di sana hanya berjarak sekitar dua meter dari talut sungai.
“Kalau meluap, penutup kolam ditarik, air jadi keluar semua,” ucap Yudi.
2. Satu aliran sungai ditutup

Sejumlah upaya lain juga dilakukan warga. Seperti halnya membangun pintu penahan di depan rumah agar luapan air tidak masuk. “Kemarin itu cuma satu jam, ketinggian air sungai sekitar 220 cm, sementara yang masuk rumah tingginya satu lutut orang dewasa,” ujar warga lain, Agus Subagyo.
Dikatakan Agus penyebab banjir di tempatnya lantaran dulu ada dua aliran sungai. Namun, dengan adanya pembangunan, salah satu sungai ditutup.
“Sehingga air dari sungai di UGM belok ke sini semua. Kami pasrah aja kalau musim hujan. Kemarin yang terdampak juga dua ada di Klitren dan Terban,” ujar Agus.
3. Belum ada rencana relokasi

Terkait lokasi di Klitren yang kerap menjadi langganan banjir, Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, mengatakan belum ada rencana untuk merelokasi rumah-rumah warga.
“Belum ada, kalau mau relokasi ke mana. Kota cilik ra eneng nggone (Kota kecil tidak ada tempatnya),” kata Sumadi.
Oleh karenanya, Sumadi lebih mengajak warga untuk sama-sama menjaga sungai, agar warga tidak membuang sampah sembarangan. “Memang perlu sinergi, kita coba mengedukasi. Dari Sleman, Kota Yogyakarta, sampai Bantul. Sekarang persoalan sampah menjadi tanggung jawab kita bersama. Semoga hujannya tidak terlalu deras, artinya musim hujan masyarakat tetap waspada, hati-hati,” ujarnya.
Berbagai upaya untuk mengurangi dampak banjir juga telah dilakukan. Seperti, sudah adanya talut, kemudian bangunan rumah warga juga dibuat menghadap ke sungai dan lebih tinggi, tidak terlalu dekat dengan sungai.