Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250613-WA0022.jpg
Kalurahan Wukirsari di Imogiri, Bantul, meraih penghargaan Kawasan Berbasis Intelektual 2025. (Dok. Diskomimfo Bantul)

Intinya sih...

  • Pemkab Bantul bangga atas prestasi Kalurahan Wukirsari

  • Kalurahan Wukirsari diharapkan semakin percaya diri

  • Masyarakat Wukirsari konsisten dalam melestarikan budaya membatik

Bantul, IDN Times - Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, meraih penghargaan sebagai Kawasan Berbasis Intelektual Tahun 2025 dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, dalam acara Expose Kinerja Satu Dekade dan Apresiasi Kekayaan Intelektual 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (4/6/2025) lalu.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DIY, Agung Rektono Seto, kemudian menyerahkan penghargaan tersebut kepada Bupati Bantul pada Rabu (12/6/2025) di ruang kerja bupati. Selain Wukirsari, penghargaan serupa di DIY hanya diberikan kepada Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya daerah.

1. Pemkab Bantul bangga atas prestasi yang diraih Kalurahan Wukirsari

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.(IDN Times/Daruwaskita)

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengapresiasi penetapan Kalurahan Wukirsari sebagai Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual 2025 Kategori Kawasan Karya Cipta oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.

"Tentu kami bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Hukum RI dengan prestasi yang diperoleh Wukirsari. Terima kasih juga kepada Bapak Lurah, serta seluruh pihak yang telah mendukung proses ini,” ujarnya, Jumat (13/6/201/2025).

2. Kalurahan Wukirsari diharapkan semakin percaya diri

Tulisan penanda di Kampung Batik Giriloyo, Desa Wisata Wukirsari, Bantul, Yogyakarta. (Foto: Juragan Erwan)

Halim berharap penghargaan ini semakin menguatkan eksistensi Wukirsari sebagai wilayah yang kaya akan potensi budaya. Ia mendorong agar potensi tersebut tidak hanya dilestarikan, tapi juga dikembangkan menjadi karya cipta yang lebih kreatif dan berkelanjutan.

"Semoga Pak Lurah bisa membuat program-program yang menguatkan Wukirsari sebagai Kawasan Karya Cipta,” terangnya.

3. Masyarakat Wukirsari konsisten dalam melestarikan budaya membatik

batik giriloyo wukirsari (batikgiriloyo.co.id)

Lurah Wukirsari, Susilo Hapsoro, menyebut penghargaan ini tak lepas dari peran masyarakat yang konsisten melestarikan budaya membatik di tiga padukuhan: Cengkehan, Giriloyo, dan Karangkulon. Ketiganya dikenal aktif mempertahankan tradisi batik sejak era Sultan Agung.

“Budaya membatik ini sudah ada sejak Sultan Agung membangun makam raja-raja Mataram di Imogiri. Saat ini, ada 643 pembatik aktif di wilayah kami,” ujarnya.

Pada 2023, kawasan ini mencetak prestasi dengan meraih rekor MURI sebagai kawasan wisata dengan pembatik terbanyak. Semangat warga untuk menjaga identitas budaya pun terus tumbuh, terutama lewat kegiatan edu-wisata batik yang mendongkrak ekonomi lokal.

“Tahun 2024, kami juga dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia. Ini bukti budaya lokal bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Selain batik, Wukirsari juga punya potensi besar di bidang tatah sungging, seni menghias wayang kulit. Sentra utamanya berada di Pucung, yang kini dihuni lebih dari 400 pengrajin aktif.

"Penetapan ini bukti bahwa pelestarian budaya bukan sekadar masa lalu, tapi juga investasi untuk masa depan," tuturnya.

Editorial Team