Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kala Masyarakat Lintas Agama Bahu-Membahu Bersihkan Sungai Code
Potret bersih-bersih sungai code oleh masyarakat lintas agama (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Intinya sih...

  • Masyarakat menggunakan air tanah, menjaga sungai penting untuk sumber kehidupan.

  • Lingkungan adalah tanggung jawab semua umat, aksi melestarikan sungai dilakukan dengan pelepasan ikan dan pembagian bibit tanaman.

  • Bersih-bersih bersama menjadi solusi atas efisiensi anggaran kebersihan sungai, melibatkan berbagai pihak dari lintas agama dan komunitas sungai.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Aksi bersih-bersih bantaran Sungai Code dilakukan masyarakat lintas iman di Kota Yogyakarta pada Selasa (26/8/2025). Selain sebagai upaya gerakan bersih sungai yang tengah digalakkan Pemkot Yogyakarta, ini merupakan bagian dari implementasi program kerukunan umat beragama tahun 2025.

Bertajuk Reresik Bantaran Kali Code, Kegiatan ini mendapat perhatian langsung dari Hasto Wardoyo selaku Wali Kota Yogyakarta. Ia mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama Kota Yogyakarta yang telah mengadakan kegiatan tersebut dengan gotong royong lintas agama. Menurutnya ini bisa menjadi simbol kerukunan umat lintas agama yang luar biasa.

1. Masyarakat banyak pakai air tanah, sungai diharapkan selalu terjaga

Potret bersih-bersih sungai code oleh masyarakat lintas agama (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Hasto menilai bahwa ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan bersih-bersih sungai tersebut. Termasuk air sungai yang dijaga, nantinya akan meresap ke tanah dan menjadi sumber kehidupan masyarakat di Kota Yogyakarta. Terlebih sebagian besar masyarakat Kota Yogyakarta masih menggunakan air tanah yang sumbernya dari air resapan sungai.

Ia pun menyadari bahwa masyarakat Indonesia dan Yogyakarta terdiri atas berbagai agama. Namun hal ini tak seharusnya menjadi dasar perpecahan.

“Hari ini kita mengangkat suatu persamaaan, kepentingan yang sama musuh yang sama yaitu sampah dan juga sungai yang kotor. Oleh karena itu kita gotong royong hari ini,” ucap Hasto yang dilansir dari laman resmi Pemkot Yogyakarta.

2. Lingkungan adalah tanggung jawab semua umat menjadi landasan kerukunan

Potret bersih-bersih sungai code oleh masyarakat lintas agama (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Tak berhenti di kegiatan bersih-bersih, aksi melestarikan kehidupan di sungai juga dilakukan lewat kegiatan pelepasan ikan dan pembagian bibit tanaman. Dilibatkan juga keberadaan mahasiswa sehingga ada praktik pentahelix dalam kegiatan itu.

Sementara itu, Ahmas Shidqi, Kepala Kementerian Agama Kota Yogyakarta mengatakan bahwa kegiatan bersih-bersih itu tidak terlepas dari program Asta Cita Kementerian Agama yaitu Ekoteologi implementasi antara hubungan agama dengan lingkungan.

Ia menegaskan kalau dalam agama apa pun telah diajarkan untuk melestarikan lingkungan pada umatnya, sehingga kebersihan sekitar adalah tanggung jawab semua umat manusia. Kegiatan bersih bantaran Sungai Code itu juga termasuk dalam acara perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-80.

“Ini semua tanggung jawab kita semua sebagai anak bangsa dan sebagai umat yang beragama. Ini juga sebagai wujud implementasi dalam beragama, khususnya di dalam melestarikan lingkungan hidup yang ada di sekitar kita. Lebih lagi sungai karena sungai adalah bagian dari kehidupan manusia,” terang Shidqi.

3. Bersih-bersih bersama menjadi solusi atas efisiensi anggaran kebersihan sungai

Potret bersih-bersih sungai code oleh masyarakat lintas agama (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Shidqi menyebut jika dalam kegiatan itu diikuti oleh kurang lebih 160 peserta. Mereka adalah perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama dan tokoh-tokoh agama dan 6 agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu yang semua turut berpartisipasi. Ada juga yang hadir dari komunitas sungai, didukung ulu-ulu sungai dan petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.

Totok Pratopo sebagai Ketua Pemerti Code, menyampaikan kalau sejak pandemi Covid-19 dan diberlakukannya kebijakan efisiensi pemerintah pusat, keberpihakan anggaran untuk sungai berkurang. Meski begitu, dirinya menilai bahwa langkah Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, adalah sebuah gebrakan yang baik dengan pendekatan ke pemerintah pusat melakukan normalisasi Sungai Code. Apalagi ditambah dengan adanya desentralisasi pengolahan sampah, sungai adalah korban yang paling berat karena masih banyak orang membuang sampah secara sembarangan di sungai.

“Bersama-sama Kemenag, Pemkot (Yogya) semua pihak dan komunitas sungai bareng-bareng digalakkan lagi (bersih sungai). Saya kira ini bagus. Kami menyadari keterbatasan pemerintah dalam hal budgeting (anggaran)  sehingga kami menggalakkan pariwisata dengan edutourism sekolah sungai yang berbayar supaya kami masih bisa bergerak untuk mengajak masyarakat bersih sungai, menanam dan membagikan bibit dan lainnya,” pungkas Totok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team