Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
antarafoto-progres-pembangunan-jembatan-pandansimo-1749470711.jpg
Jembatan Pandansimo di Bantul, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Intinya sih...

  • TPR Induk Parangtritis akan dipertahankan hingga Kelok 23 resmi dibuka

  • Dinas Pariwisata meluncurkan layanan ticketing online Beti Sakebon untuk pembayaran retribusi wisata

  • Perlu pembangunan ikon pantai di objek wisata pantai sisi barat Bantul untuk mendongkrak kunjungan wisatawan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul mulai bersiap memindahkan lokasi tempat pemungutan retribusi (TPR) wisata pantai selatan. Kebijakan ini dilakukan menyusul rencana beroperasinya Jembatan Pandansimo pada pertengahan September 2025.

Kepala Dispar Bantul, Saryadi, menjelaskan bahwa seluruh TPR akan dipindahkan ke sisi selatan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) begitu jembatan tersebut dibuka. Pengecualian hanya berlaku untuk TPR Induk Pantai Parangtritis.

"Ya untuk sementara kita akan gunakan TPR darurat sebab TPR permanen saat ini belum dibangun," ujarnya, Kamis (11/9/2025).

1. TPR Induk Parangtritis akan dipertahankan hingga Kelok 23 resmi dibuka

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Saryadi. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Saryadi, TPR darurat nantinya akan didirikan di sejumlah titik, yakni Pantai Pandansimo, Pantai Baru, Pantai Kuwaru, Pantai Cangkring, Pantai Goa Cemara, Pantai Pandansari, Pantai Samas, dan Pantai Depok. Selain itu, akan ada tambahan TPR darurat di jalur JJLS yang menghubungkan Pantai Depok dengan Jalan Parangtritis.

"Jadi TPR Induk masih kita fungsikan sebab Kelok 23 baru akan dioperasionalkan tahun 2026 yang akan datang. Selain itu masih dimungkinkan ada tambahan TPR di sisi timur Pantai Parangtritis untuk mengantisipasi pengunjung yang masuk dari Gunungkidul ke Pantai Parangtritis atau pantai selatan lainnya," jelasnya.

Ia menambahkan, pembangunan TPR Induk Parangtritis yang baru saat ini hampir rampung 100 persen, tetapi belum resmi dioperasionalkan.

"Untuk sementara wisatawan yang melalui Jalan Parangtritis penarikan retribusi masih di TPR Induk Parangtritis yang lama," ungkapnya.

‎2.

Beti Sakebon pembelian tiket secara online objek wisata di Bantul.(Dok.Istimewa)

Dinas Pariwisata juga meluncurkan layanan ticketing online bernama Beti Sakebon (Beli Tiket Wisata ke Bantul Online). Saryadi mengatakan sebelumnya pembelian tiket masuk objek wisata dilakukan manual di tempat pemungutan retribusi (TPR) dengan pembayaran tunai atau QRIS. "Dengan ticketing online melalui aplikasi Beti Sakebon ini wisatawan bisa membayar retribusi dari mana saja dan maksimal tujuh hari sebelum berkunjung ke objek wisata," ujarnya.

Saryadi menuturkan, layanan daring ini diharapkan memberi kemudahan wisatawan sekaligus meningkatkan efektivitas pemungutan retribusi. Sistem tersebut memungkinkan monitoring kunjungan dan pendapatan secara real time. "Dengan transaksi non tunai maka bisa menekan kebocoran pemungutan retribusi. Kita berharap wisatawan bisa menyambut baik inovasi ini dan memanfaatkannya secara optimal," katanya.

Lebih lanjut, Saryadi menjelaskan masyarakat bisa langsung membeli tiket melalui aplikasi dan cukup menunjukkan bukti pembayaran kepada petugas TPR saat masuk ke objek wisata. "Satu tiket tetap berlaku untuk seluruh objek wisata, khususnya pantai selatan Bantul. Jadi pastikan bukti pembayaran tidak dihapus di gawai," tandasnya.

‎3. Perlu pembangunan ikon pantai di objek wisata pantai sisi barat Bantul

‎Sekretaris Komisi B, DPRD Bantul, Dodi Purnomo Jati (berkacamata).(IDN Times/Daruwaskita)

Sekretaris Komisi B DPRD Bantul, Dodi Purnomo Jati, menilai dibukanya Jembatan Pandansimo harus diikuti dengan penyiapan TPR darurat di sisi selatan JJLS, terutama jalur menuju objek wisata. Jika tidak, ia menilai potensi kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) dari tiket masuk wisatawan akan sangat besar. "Kalau saat ini pembangunan TPR permanen masih dalam proses lelang ya harus dibuat TPR darurat jika Jembatan Pandansimo dibuka," ujarnya.

Dodi juga berharap beroperasinya jembatan ini dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke pantai selatan sisi barat Bantul yang selama ini kurang ramai dibandingkan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Menurutnya, diperlukan terobosan agar kawasan tersebut lebih menarik. "Perlu juga dibangun ikon-ikon yang menunjukkan nama pantai agar semakin menarik wisatawan untuk berkunjung. Apalagi Pantai Baru akan jadi kampung nelayan merah putih, semoga juga mendongkrak kunjungan wisatawan," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Lebih lanjut, Dodi menegaskan dibukanya Jembatan Pandansimo akan memunculkan banyak pelaku UMKM baru. Karena itu, ia meminta pemerintah sejak awal menata kawasan agar tidak menimbulkan kesemrawutan lalu lintas. "Satpol PP dan pemangku kepentingan setempat harus memikirkan sejak awal penataan para pelaku UMKM ini," tandasnya.

Editorial Team