Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mural bertuliskan "Dibungkam" di Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta dihapus.
Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Intinya sih...

  • Jembatan Kleringan sudah termakan usia sejak dibangun 100 tahun silam, dengan kekuatan konstruksi yang menyisakan antara 20-10 persen.

  • Pemkot Yogyakarta akan melarang armada besar seperti bus pariwisata untuk melintasi Jembatan Kleringan menjelang liburan Natal dan tahun baru 2026.

  • Pemkot juga merencanakan merehabilitasi total Jembatan Kleringan dengan Detail Engineering Design (DED) yang kini sudah rampung disusun, dengan perkiraan dana sekitar Rp12 miliar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana melakukan pembatasan akses kendaraan yang melintas di Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek. Alasannya, jembatan yang menjadi akses penghubung antara Kecamatan Gondokusuman dan Danurejan itu secara fisik sudah cukup mengkhawatirkan.

1. Kekuatan fisik termakan usia

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyebut, struktur Jembatan Kleringan sudah termakan usia sejak dibangun dan dibuka pertama kali 100 tahun silam. Hasto bilang, kekuatan jembatan ini sudah tidak lagi prima untuk menopang volume kendaraan yang melintas di atasnya.

Dengan perkiraan kekuatan konstruksi yang menyisakan antara 20-10 persen, Jembatan Kleringan sampai hari ini masih saja ramai dilalui kendaraan. "Sehingga berbahaya," kata Hasto, Rabu (19/11/2025).

2. Larang kendaraan besar melintas

Menjelang momen liburan Natal dan tahun baru (Nataru) 2026, pemkot melihat perlu langkah signifikan untuk membatasi beban kendaraan di Jembatan Kleringan.

Jembatan di atas Sungai Code itu memang menjadi penghubung vital antara kawasan Kotabaru dan Malioboro.

Hasto bilang, pemkot kini menyusun skenario untuk melarang armada besar macam bus pariwisata untuk melintasi Jembatan Kleringan menuju Malioboro.

"Kalau ada bus atau truk lewat situ, rawan," imbuh Hasto.

3. Siapkan rencana rehabilitasi

Bersamaan dengan itu, pemkot juga berencana merehabilitasi total Jembatan Kleringan dengan Detail Engineering Design (DED) yang kini sudah rampung disusun.

Apabila pemerintah pusat merestui dukungan anggaran maka pengerjaan fisik bisa dilaksanakan pada tahun 2026. Perkiraan dana yang dibutuhkan sekitar Rp12 miliar.

"Kami minta ke pusat, minta ke APBN. Sama alternatif ke provinsi juga, tapi masih berjuang," katanya.

"Kita harus merawat Jembatan Kleringan. Itu nanti rencana diganti total, kalau bisa. Tapi, tidak merusak yang bersifat cagar budaya," pungkas Hasto.

Editorial Team