Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jembatan apung di Sungai Progo untuk mempersingkat jarak waktu ke Yogyakarta.
Jembatan apung di Sungai Progo untuk mempersingkat jarak waktu ke Yogyakarta.(IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Kendaraan roda dua paling banyak melintas jembatan apung Sungai Progo, dengan tarif Rp2 ribu per sepeda motor dan Rp10 ribu per mobil.

  • Pendapatan harian dari tarif mencapai Rp300 ribu, digunakan untuk memperbaiki jembatan jika rusak.

  • Jembatan apung ditutup jika debit air meningkat, petugas jaga bekerja selama 24 jam untuk pemantauan dan keselamatan pengguna.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Jembatan apung di Sungai Progo yang menghubungkan Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul dengan Kapanewon Lendah, di Kabupaten Kulon Progo mampu dilewati puluhan kendaraan bermotor setiap harinya.

Jembatan yang mulai beroperasi sejak Minggu (17/7/2024) lalu itu dibangun secara swadaya.

‎‎Penjaga jalan masuk ke jembatan, Sugeng menjelaskan sebagian besar pengguna jembatan adalah sepeda motor dan mobil roda empat. Waktu ramainya justru terjadi mulai pukul 02.00 WIB dini hari hingga menjelang pagi. ‎"Tapi memang saat awal dibuka jembatan apung yang melintasi Sungai Progo ini saat awal dibuka masih sepi, namun saat ini sudah mulai ramai," katanya, Rabu (20/8/201/25).

‎Sugeng menjelaskan puluhan kendaraan bermotor melintasi jembatan apung saban harinya. ‎"Saat ini dalam satu hari jembatan dilewati sekitar 30-40 kendaraan bermotor," imbuhnya.

1. Paling banyak melintas kendaraan roda dua

Jembatan apung di Sungai Progo untuk mempersingkat jarak waktu ke Yogyakarta.(IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Sugeng kendaraan yang paling banyak melintas jembatan apung adalah kendaraan roda dua, sedangkan untuk kendaraan roda empat masih sedikit. Setiap kendaraan yang melintas di jembatan tersebut dikenai tarif.

‎‎"Kalau sepeda motor tarifnya Rp2 ribu sedangkan untuk mobil Rp10 ribu," jelasnya.

2. Tarif untuk perbaikan jembatan

Salah satu pengusaha yang menginisiasi pembangunan jembatan apung di Sungai Progo, Sudiman.(IDN Times/Daruwaskita)

Sugeng menjelaskan pendapatan dari tarif melintasi jembatan apung ini dalam satu hari bisa mencapai Rp300 ribu. Pasalnya, puluhan kendaraan baik sepeda motor maupun mobil melintas.

‎‎"Tarif melewati jembatan apung ini nantinya akan digunakan untuk memperbaiki jembatan jika mengalami kerusakan," ungkapnya.

3. Jembatan ditutup jika debit air meningkat

Jembatan apung di Sungai Progo untuk mempersingkat jarak waktu ke Yogyakarta.(IDN Times/Daruwaskita)

Selain dirinya masih ada dua penjaga lain yang akan bertugas selama 24 jam, sehingga setiap orang akan bekerja selama delapan jam bergantian. Keberadaan petugas jaga cukup vital sebab tidak hanya akan menarik uang kepada pengguna jembatan apung namun juga melakukan pemantauan debit air Sungai Progo. Ketika debit air semakin deras maka jembatan apung ditutup sementara.

‎‎"Ini demi keselamatan bagi pengguna yang akan melintas di jembatan apung," jelasnya.

Editorial Team