Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasI Hotel (unsplash.com/Sasha Kaunas)
ilustrasI Hotel (unsplash.com/Sasha Kaunas)

Intinya sih...

  • Jelang tahun baru, reservasi hotel masih rendah

  • Reservasi baru kisaran 20–45 persen untuk periode Selasa (30/12/2025)–Rabu (31/12/2025), karena trend wisatawan langsung datang ke hotel tanpa reservasi.

  • Sejumlah faktor pengaruhi okupansi, termasuk akomodasi ilegal dan cuaca kurang bersahabat. Wisatawan Nusantara masih mendominasi, namun mulai masuk wisatawan mancanegara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) mencatat okupansi hotel pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mencapai 90 persen pada periode Kamis (25/12/2025)–Minggu (28/12/2025). Meski demikian, untuk periode Selasa (30/12/2025)–Rabu (31/12/2025) reservasi baru pada kisaran 20–45 persen.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan pada periode Kamis (25/12/2025)–Minggu (28/12/2025) okupansi rata-rata se-DIY 70 persen. Sementara untuk wilayah Malioboro mencapai 90 persen.

1. Jelang tahun baru reservasi masih rendah

ilustrasi hotel (unsplash.com/Francesca Saraco)

Deddy melanjutkan untuk periode Selasa (30/12/2025)–Rabu (31/12/2025) reservasi hotel baru kisaran 20–45 persen. Menurutnya belum ada lonjakan signifikan ini, karena perubahan pola orang ketika akan menginap di hotel.

“Semoga bisa naik okupansinya, karena saat ini trendnya wisatawan langsung datang ke hotel tanpa reservasi dahulu. Kita sarankan tetap reservasi agar bisa memastikan dapatnya kamar di hotel yang dituju. Tidak lalu mencari-cari kamar hotel, lalu menambah kepadatan lalu lintas,” ucap Deddy, Senin (29/12/2025).

2. Sejumlah faktor pengaruhi okupansi

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Deddy juga menyinggung beberapa faktor yang mempengaruhi okupansi hotel pada libur Nataru kali ini. “Karena pengaruh akomodasi non anggota PHRI yang mungkin tidak berizin/tidak sesuai peruntukannya dan tidak bayar pajak. Seperti kost-kostan harian, rumah yang disewakan, homestay, villa yang sebagian besar ilegal,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Deddy juga menyebut faktor lain yang mempengaruhi okupansi hotel. “Adanya bencana, dan cuaca yang kurang bersahabat. Daya beli masyarakat turun, berdekatan dengan waktu lebaran juga,” kata Deddy.

3. Wisatawan Nusantara masih mendominasi

ilustrasi Tugu Yogyakarta (pexels.com/Gustomy)

Deddy mengatakan untuk wisatawan saat ini masih didominasi wisatawan Nusantara. Meski demikian sejumlah wisatawan mancanegara juga mulai masuk. “Dominasi dari DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Kalimantan Timur. Mancanegara ada Malaysia, Singapura, dan Australia,” ujar Deddy.

Deddy juga mengatakan untuk tarif menginap di hotel juga sudah ada kesepakatan antar anggota PHRI DIY. “Kita sudah sepakat bila ada kenaikan maksimal 40 persen dari publish rate. Rata-rata hotel tidak menaikkan rate lebih dari 30 persen. Terutama bintang dua ke bawah,” jelas Deddy.

Editorial Team