Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
FGD Sleman Bebas Kenakalan Anak di Jalanan, yang diadakan di Kantor Setda Sleman pada Jumat (13/1). IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Selama kurun waktu Januari-Maret 2020, Polres Sleman telah menerima 5 laporan mengenai kekerasan jalanan atau yang akrab disebut dengan klitih.

Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah mengungkapkan, dari 5 laporan tersebut, 1 di antaranya dalam proses penyelidikan dan 4 lainnya sudah masuk dalam tahap penyidikan.

1. Sudah tangkap 9 tersangka

Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah. IDN Times/Siti Umaiyah

Rizky menyebutkan, dari kelima laporan yang tengah ditangani, pihaknya telah menangkap sebanyak 9 tersangka. Kesembilan tersangka tersebut terdiri atas 3 orang dari unsur pelajar, 5 pengangguran, dan 1 dari unsur swasta.

"Untuk umur dari 9 tersangka tersebut, 6 di antaranya dalam kurun waktu 0-20 tahun. Sedangkan sisanya umur 21-60 tahun," terangnya dalam kegiatan FGD Sleman Bebas Kenakalan Anak di Jalanan, di Kantor Setda Sleman pada Jumat (13/1).

2. TKP tersebar di beberapa kecamatan

FGD Sleman Bebas Kenakalan Anak di Jalanan, yang diadakan di Kantor Setda Sleman pada Jumat (13/1). IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Rizky, untuk tempat kejadian perkara (TKP) sendiri menyebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Sleman. TKP tersebut di antaranya di Jalan Moses Gatot Kaca, Gejayan, Caturtunggal, Depok; Jalan Anggajaya, Sanggrahan, Caturtunggal, Depok; Jalan Perumnas Gorongan, Condongcatur, Depok; Jalan Kabupaten, Trihanggo, Gamping serta di Sinduadi, Mlati.

"Kita dikagetkan, pada awal Januari ada 3 TKP. Tapi itu sudah bisa kita tangkap. Eksekutor ada 1 orang, dan memang sudah residivis. Pernah ditangkap di Polsek Gondokusuman," paparnya.

3. Sebagian besar pelaku mengonsumsi narkoba ataupun minuman beralkohol

Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah. IDN Times/Siti Umaiyah

Rizky menyebutkan, dari proses pendalaman yang telah dilakukan oleh Polres Sleman, pelaku klitih didominasi berasal dari kelurga broken home. Selain itu, hampir 90 persen pelaku mengonsumsi narkoba maupun minuman beralkohol

"Biasanya pelaku bukan mengonsumsi ekstasi, inex, akan tetapi pil sapi. Pelaku klitih tidak hanya dari kalangan pelajar saja, namun yang dewasa dari lulusan atau alumni juga ikutikut. Ada yang alumni-alumni almamater tertentu yang sedang rekrut anggota," ungkapnya.

Editorial Team