Vaksinasi booster di sentra vaksinasi COVID-19 di halaman Dinas Kesehatan Bantul.(Dok.BINDA DIY)
Sementara itu Koordinator Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) DIY wilayah Bantul, Nugroho, mengatakan pihaknya mendukung upaya pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi. Namun, dalam pelaksanaannya tidak sesuai yang diharapkan, yakni penerima BLT BBM tidak melengkapi diri dengan vaksinasi booster.
"Sangat disayangkan para penerima manfaat ini masih menganggap vaksinasi booster itu tidak perlu. Padahal vaksinasi booster untuk menjaga kesehatan yang bersangkutan," ujarnya. "Disisi lain kami juga kami khawatir masyarakat hanya bersedia melakukan vaksinasi COVID-19 karena faktor bansos semata."
Nugroho mengatakan, kebijakan pelaku perjalanan wajib booster efektif untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster. Namun kebijakan tersebut tidak efektif bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan dan menjadi petani sehingga vaksinasi booster dianggap tidak penting.
"Para petani ini hidup di desa dan tidak penting karena mereka tidak akan bepergian jauh sehingga tidak perlu vaksinasi booster," ujarnya.
Oleh karena itu, BINDA DIY mencoba mencari formula pas agar masyarakat kembali sadar dan bersedia untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Seperti melakukan vaksinasi masal dengan cara jemput bola bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi booster ataupun mendekatkan lokasi vaksinasi kepada kelompok masyarakat yang enggan untuk mendapatkan vaksinasi booster.
"Kami BINDA DIY terus bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Bantul untuk memfasilitasi masyarakat agar mendapatkan pelayanan vaksinasi COVID-19 terutama vaksinasi booster yang capaiannya masih rendah di Bantul," ucapnya.