Ilustrasi (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Kabag Humas Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji memberikan penjelasan soal lonjakan angka kasus ini. Menurutnya, ini terjadi karena faktor akumulasi uji laboratorium dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta sebelumnya belum keluar. Artinya, belasan kasus baru itu sebelumnya adalah orang yang menyandang status pasien dalam pengawasan (PDP) di berbagai rumah sakit, yang menunggu hasil swab.
"Seperti diketahui oleh teman-teman, bahwa BBTKLPP sempat mengalami kekosongan primer yang menjadi salah satu bahan baku uji PCR (Polymerase Chain Reaction)," kata Ditya dalam keterangannya, Rabu (25/3).
BBTKLPP Yogyakarta dioperasikan untuk menguji sampel dari pasien di DIY dan Jateng. Dari kedua wilayah tersebut, lanjutnya, memang sama-sama terjadi lonjakan kasus pasien corona.
Di Jateng, hari ini tercatat ada penambahan jumlah sebanyak 19 kasus. Terbanyak dibanding hari-hari sebelumnya. "Jika dilihat dari jumlah lonjakan yang tinggi antara DIY dan Jateng, dapat ditarik kesimpulan yang sama. Karena dua-duanya dihitung oleh BBTKLPP Yogyakarta," paparnya.