Pameran Foto Keraton di Bentara Budaya Yogyakarta, 6 Februari 2020. IDN Times/Pito Agustin Rudiana
Agus menambahkan yang tak kalah menarik dari produk fotografi zaman kuno adalah dibuat tanpa rekayasa. Jadi mencerminkan betul situasi saat itu.
“Sangat jujur, valid. Beda dengan foto sekarang yang digabung-gabung menjadi beberapa gambar. Jadinya meragukan,” kata Agus.
Ia pun menunjuk salah satu foto yang di pajang di sisi kiri ruang pamer. Foto itu menggambarkan sosok Sunan Paku Buwono X dari Kasunanan Surakarta yang duduk berdampingan dengan Residen Surakarta dari Belanda. Yang menarik dari foto yang bersumber dari Majalah Kejawen itu, si residen duduk di singgasana raja yang berada di tengah. Sedangkan PB X justru duduk di sampingnya. PB X dan istri residen duduk mengapit si residen.
“Feodalisme (masa itu) tinggi. Bisa dinilai dari foto,” kata Agus.
Pada foto lain yang bersumber dari majalah yang sama, tampak Sultan Yogyakarta duduk berdampingan di singgasana dengan Residen Yogyakarta. Ada pula gambar Sultan Yogyakarta dan Residen Belanda berdiri sejajar bersama rombongan. Tampak tangan sultan mengapit pergelangan tangan residen. Foto itu bersumber dari Nederlands Indie: Land en Volk Geschiedenis en Bestuur Bedrif en Samenleving terbitan Uitgevers-Maatschappy "Elsevier", Amsterdam pada 1912.