Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, dalam rilis tertulisnya menyebutkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,97 persen. Lalu, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,39 persen; kelompok kesehatan sebesar 5,42 persen; kelompok transportasi sebesar 1,50 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,75 persen; kelompok pendidikan sebesar 3,97 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,54 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,00 persen. Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,19 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada September 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, uang kuliah akademi/perguruan tinggi, bawang putih, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, tarif kereta api, teh siap saji, daging ayam ras, tukang bukan mandor, rokok putih, nasi dengan lauk, es, dan gudeg," kata Herum.