Seluruh pengisi acara bernyanyi untuk Djaduk - IDN Times/Rijalu Ahimsa
Butet mengatakan kepergian Djaduk begitu berat bagi para seniman, sahabat, dan keluarga yang sering bersinggungan selama dalam dunia seni. Berbagai macam karya dan event sudah diprakarsai Djaduk sehingga yang tertinggal adalah kenangan setiap orang yang sering bekerja bersamanya.
Rekan-rekannya di KuaEtnika pun, lanjut Butet, tak mampu menahan tangis saat berlatih membawakan lagu-lagu yang biasa dibawakan bersama Djaduk. Dirinya pun sempat merasa sulit untuk mengikhlaskan kepergian Djaduk meski sudah 100 hari lamanya.
Namun para pengusung acara berjanji Ibadah Musikal ini harus menyenangkan agar Djaduk bahagia di alam sana.
"Djaduk boleh pergi, Djaduk boleh meninggalkan kita semua, tapi kalian hendaknya mewarisi apinya, bukan cuma abunya," ungkap Butet.
Butet berharap semangat yang diciptakan Djaduk dengan karya seninya agar tetap hidup dan diteruskan oleh siapa saja.
"Djaduk selesai bersama kepergiannya kalian meneruskan dengan apinya. Dan saya minta kepada anda sekalian sahabat-sahabatnya Djaduk, untuk mendoakan KuaEtnika, mendoakan Sinten Remen, supaya mereka terus mengusung apinya Djaduk ke depan," pinta Butet.
Acara ini pun berlangsung hingga pukul 22.30 WIB dengan puncak seluruh penampil naik ke atas panggung dan bernyanyi bersama untuk mengikhlaskan Djaduk.