Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara.(IDN Times/Daruwaskita)
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, menyebutkan bahwa salah satu pekerjaan rumah yang kini dihadapi adalah peningkatan prevalensi stunting. Berdasarkan data, angka stunting naik dari 7,01 persen pada Juni 2024 menjadi 7,28 persen di Agustus. Untuk data prevalensi bulan September hingga Oktober, Agus mengatakan masih dalam tahap penyusunan.
"Jadi peningkatan prevalensi stunting 0,27, dan kalau untuk data bulan September belum ada," ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Kapanewon Imogiri menjadi wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Kabupaten Bantul. Meski penyebab spesifik peningkatan ini belum terungkap, evaluasi Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa pola asuh anak menjadi salah satu faktor signifikan.
"Dari hasil evaluasi kami, memang tidak semata-mata kasus stunting ini terjadi pada kalangan masyarakat ekonomi rendah tetapi juga menengah ke atas cukup banyak. Kita lihat memang salah satu faktor yang kami duga cukup berperan adalah bagaimana pola asuh anak. Jadi banyak dari anak-anak ini diasuhnya tidak langsung oleh orang tuanya," ujarnya.