BBVet Wates: Tak Ada Kota di DIY, Jateng dan Jatim yang Bebas PMK

Hanya ada beberapa kelurahan atau kecamatan yang masih zona hijau

Bantul, IDN Times - ‎Balai Besar Veteriner (BBvet) Wates yang wilayah kerjanya mencakup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur, menyatakan tidak ada kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut yang terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Jadi di 3 provinsi itu ada 75 kabupaten/kota dan hampir semua ada kasus PMK. Namun, ada kecamatan atau kalurahan di 75 kabupaten/kota di 3 provinsi yang tidak ditemui adanya kasus PMK," kata Kepala Balai Besar Veteriner Wates, DIY, drh. Hendra Wibawa, di Bantul, Rabu (29/6/2022).

Baca Juga: DPKP: Ternak yang Terpapar PMK di DIY Tak Sampai 1 Persen

1. Ternak di Jawa Timur paling banyak terpapar PMK

BBVet Wates: Tak Ada Kota di DIY, Jateng dan Jatim yang Bebas PMKIlustrasi ternak sapi. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Hendra, sejak merebaknya wabah PMK pada bulan Mei 2022 sampai hari ini, kasus ternak yang terpapar PMK paling banyak berada di wilayah Jawa Timur. Sedangkan untuk DIY secara persentase ternak yang terpapar PMK terbilang masih sedikit.

"Dari laporan yang kami terima memang wilayah Provinsi Jawa Timur yang paling banyak ternaknya terpapar PMK," jelasnya.

2. Sampel PMK yang dikirim ke BBVet 90 persen hasilnya positif

BBVet Wates: Tak Ada Kota di DIY, Jateng dan Jatim yang Bebas PMKTernak sapi milik salah satu pedagang sapi di Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Hendra menjelaskan, 90 persen sampel yang dikirim ke BBVet Wates hasilnya positif PMK. Sebab, sampel ternak yang diperiksa memiliki gejala khas yang mengarah ke PMK.

"Kalau sampel yang diambil dari ternak yang punya gejala, nafsu makan berkurang, keluar air liur terus menerus, ada luka di mulut dan lidah seperti sariawan serta ada luka di bagian sekitar kuku maka dipastikan hasil laboratorium juga positif PMK," ungkapnya.

3. Penularan PMK di DIY masih rendah‎

BBVet Wates: Tak Ada Kota di DIY, Jateng dan Jatim yang Bebas PMKIlustrasi pemeriksaan kesehatan ternak sapi. (IDN Times/Daruwaskita)

BBVet Wates sendiri dalam satu hari bisa memeriksa 96 sampel. Bahkan jika reagennya tersedia banyak, dalam satu hari bisa memeriksa hampir 200 sampel.

"Kalau dalam kondisi puncak wabah PMK seperti saat ini, sampel yang masuk diperiksa hampir 90 persen hasilnya pasti positif PMK. Apalagi jika sampel ternak yang diambil sampel klinisnya menunjukkan gejala PMK. Sebab gejala PMK itu sangat spesifik," tegasnya.

Baca Juga: BBVet Wates: Pemerintah Tak Siap Hadapi Wabah PMK

Hironymus Daruwaskita Photo Community Writer Hironymus Daruwaskita

Main sambil kerja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya