Bantul Siapkan Dana Rp950 Juta untuk Elektrifikasi Lahan Pasir

Mantapkan Bantul sebagai produsen bawang merah terbesar

Intinya Sih...

  • Pemerintah Bantul alokasikan Rp950 juta untuk pemasangan KWh-meter bagi petani lahan pasir di kawasan pantai selatan tahun 2024, dengan tambahan dana Rp500 juta pada tahun 2025.
  • Program elektrifikasi dengan KWh-meter bertujuan tekan biaya produksi petani hingga 70 persen, meningkatkan produktivitas bawang merah dan cabai di wilayah Bumi Projotamansari.
  • Diharapkan bantuan KWh-meter hingga Rp1,5 miliar dapat meningkatkan produktivitas bawang merah dan cabai, memperkuat Bantul sebagai produsen bawang merah terbesar di DIY.

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengalokasikan dana bantuan senilai Rp950 juta untuk pemasangan KWh-meter bagi ratusan petani lahan pasir di kawasan pantai selatan pada tahun 2024. Selain itu, pada tahun anggaran 2025 mendatang, dana bantuan sebesar Rp500 juta juga akan disalurkan.

Dengan program elektrifikasi melalui pemasangan KWh-meter ini, diharapkan biaya produksi petani di lahan pasir dapat ditekan hingga 70 persen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, terutama dalam produk hortikultura seperti bawang merah dan cabai, di wilayah Bumi Projotamansari.

1. Tanah Sultan Ground dan tanah kas desa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat

Bantul Siapkan Dana Rp950 Juta untuk Elektrifikasi Lahan PasirBupati Bantul, Abdul Halim Muslih. (IDN Times/Daruwaskita)

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyatakan bahwa Pemkab Bantul sangat mendukung pemanfaatan tanah sultan ground dan tanah kas desa untuk kesejahteraan rakyat, seperti yang sering disampaikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Lahan pasir merupakan tanah Sultan Ground yang luasnya mencapai 1.200 hektar di kawasan pantai selatan Bantul. Nyatanya produktivitas bawang merah mencapai 10 ton per hektare dengan ditunjang adanya teknologi dan juga elektrifikasi (pemasangan KWh-meter) di lahan pasir," ucapnya, Sabtu (29/6/2024).

2. 60 persen pasokan bawang merah di DIY dari Bantul

Bantul Siapkan Dana Rp950 Juta untuk Elektrifikasi Lahan PasirPanen raya bawang merah di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Dengan bantuan KWh-meter untuk petani yang mencapai hampir Rp1,5 miliar hingga tahun 2025 mendatang, diharapkan para petani di lahan pasir dapat menanam hingga empat kali dalam setahun dengan tanaman holtikultura seperti bawang merah dan cabai. Bantul sendiri merupakan daerah pemasok utama kebutuhan bawang merah di DIY, mencapai 60 persen, belum termasuk bawang merah yang dihasilkan dari lahan pasir.

"Dengan bantuan KWh-meter untuk petani di lahan pasir ini, diharapkan produktivitas bawang merah semakin mantap dan bisa menyuplai kebutuhan bawang merah di DIY mencapai 70 hingga 80 persen di DIY," ucap Halim.

"Langkah kita di lahan pasir dengan formula pupuk organik ditambah norn organik serta elektrifikasi akan menambah besar produksi bawang merah dan akan memperkuat Bantul sebagai produsen bawang merah terbesar di DIY," imbuhnya.

Lebih lanjut, Halim menyatakan bahwa selain bantuan KWh-meter, Pemkab Bantul juga memberikan alat bantu pertanian lainnya, pupuk, bibit, hingga bantuan pendampingan dari para ahli pertanian.

"Jadi ini akan kita sempurnakan sekalian karena sudah berhasil dan kami tuntaskan sekalian sehingga produktivitas bawang merah akan semakin nyata peningkatannya," terangnya.

Baca Juga: Lahan Pertanian Baru Seluas 7,2 Hektare di Bantul Dibuka

3. Pemerintah kesulitan mengendalikan fluktuasi harga produk holtikultura

Bantul Siapkan Dana Rp950 Juta untuk Elektrifikasi Lahan PasirIlustrasi pedagang cabai di pasar tradisional.(Daruwaskita)

Sementara itu, terkait dengan harga bawang merah yang sangat fluktuatif, Halim menyebut bahwa pemerintah sulit untuk mengendalikannya. Dengan pasar menjadi hilirnya, pemerintah berfokus pada hulu dengan mendukung biaya pertanian yang rendah. Dengan demikian, ketika harga bawang merah jatuh, para petani tidak akan merugi.

"Harga bawang merah pernah tembus Rp60 ribu per kilogram, harga cabai pernah tembus Rp150 ribu per kilogram namun juga pernah jatuh. Nah, yang penting saat ini harga jual harus di atas rata-rata atau BEP sehingga secara kumulatif selama satu tahun petani tidak merugi. Apalagi bawang merah atau cabai tidak diatur harga eceran tertingginya," tuturnya.

4. Elektrifikasi bisa tekan biaya produksi pertanian lahan pasir

Bantul Siapkan Dana Rp950 Juta untuk Elektrifikasi Lahan PasirKepala DKPP Bantul, Joko Waluyo.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa bantuan KWh-meter pada tahun 2024 ini ditujukan kepada para petani lahan pasir yang tersebar dari Kapanewon Kretek hingga Kapanewon Srandakan. Fungsi utama dari KWh-meter ini adalah untuk pengairan lahan. Selama ini, petani di lahan pasir hanya mengandalkan pompa air yang menggunakan bahan bakar minyak sehingga biaya produksinya tinggi.

"Dengan pompa air yang menggunakan listrik maka bisa menekan biaya produksi pertanian hingga 70 persen dan sangat menguntungkan petani lahan pasir," tuturnya.

Baca Juga: Petani di Sleman Didorong Tak Ketinggalan Zaman, Manfaatkan Teknologi

Hironymus Daruwaskita Photo Community Writer Hironymus Daruwaskita

Jurnalis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya