Walhi Yogyakarta Kritisi Penanganan Sampah dengan RDF di DIY

RDF dinilai timbulkan persoalan lain

Intinya Sih...

  • Walhi Yogyakarta kritisi pengolahan sampah dengan teknologi RDF di DIY.
  • Pengolahan sampah menggunakan RDF bisa memperparah perubahan iklim akibat pelepasan karbon ke udara.
  • Kepala DLHK DIY menyebut pengolahan sampah menggunakan RDF sebagai cara terbaik saat ini untuk substitusi batu bara.

Yogyakarta, IDN Times - Wahana Lingkingan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta mengkritisi penanganan sampah dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) yang diaplikasikan untuk pengolahan sampah di sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dikhawatirkan sampah yang tidak sesuai kriteria untuk diolah menjadi RDF tetap tidak terkelola dengan baik.

Diketahui RDF ini menggunakan sampah anorganik dengan sejumlah kriteria. Sehingga, tidak semua sampah bisa diolah. 

1. Dinilai bisa berdampak pada iklim

Walhi Yogyakarta Kritisi Penanganan Sampah dengan RDF di DIYTPST Tamanmartani. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Kadiv Kampanye Walhi Yogyakarta, Elki Setiyo Hadi, mengatakan pengolahan sampah menggunakan teknologi RDF ini bisa memperparah perubahan iklim akibat pelepasan karbon ke udara. Menurutnya, hal ini terjadi di beberapa wilayah lain.

"Justru akan terjadi impor sampah, seperti di beberapa wilayah yang telah menggunakan teknologi RDF. Pembakaran RDF juga tidak menutup kemungkinan dapat berakibat pada terjadinya pelepasan karbon ke udara yang semakin memperparah terjadinya perubahan iklim," kata Elki.

2. Pemda DIY sebut pengolahan RDF untuk bahan bakar

Walhi Yogyakarta Kritisi Penanganan Sampah dengan RDF di DIYPengiriman perdana Refuse Derived Fuel (RDF) dari Sleman sebagai bahan bakar alternatif di pabrik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), Selasa (23/1/2024). (Dok. Istimewa)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanana (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, menyebut kritik tersebut menjadi masukan dan evaluasi. Meski begitu, ia menyebut pengolahan sampah menggunakan RDF merupakan cara terbaik saat ini, karena sampah yang ada bisa menjadi bahan bakar pengganti batu bara.

"Jadi untuk subtitusi pabrik semen yang menggunakan batu bara, sebagian dengan RDF ini. Tentunya yang di pabrik semen juga sudah punya substitusionernya. Namun demikian kalau ada masukan nanti menjadi bahan evaluasi juga bagi kami," ucap Kusno.

Baca Juga: Desentralisasi Pengolahan Sampah, Pemkot Jogja Maksimalkan Modul RDF

3. RDF diterapkan di sejumlah pengelolaan sampah di DIY

Walhi Yogyakarta Kritisi Penanganan Sampah dengan RDF di DIYTPST Tamanmartani. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Diketahui, teknologi RDF telah diaplikasikan di kota/kabupaten yang ada di DIY, seperti Pasar Niten dengan mengolah sampah organik, TPST Tamanmartani yang mengelola sampah organik dan anorganik. Selain itu juga Pemkot Jogja baru saja menjalim kerja sama dengan perusahaan swasta untuk pengolahan RDF.

Kusno berharap kedepan pengolahan RDF ini untuk sampah anorganik saja. Sampah organik diharap bisa selesai di bank sampah atau rumah tangga. Termasuk residu dikelola oleh bank sampah untuk dijadikan barang ekonomi baru.

"Sehingga dipastikam tidak ada sisa sampah yang tidak terkelola, karena sudah dipilah sesuai kriteria, dari bank sampah. Kalau diambil yang ada nilai ekonomisnya kan tinggal sisa-sisanya, dan itu yang nanti dibuat RDF," ucap Kusno.

Baca Juga: Di Balik Gairah Kafe, Sampah Plastik Membeludak di Yogyakarta

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya