Romo Katolik Lulus dengan Predikat Memuaskan dari UIN Sunan Kalijaga

Ujian promosi doktor Romo Anthon viral 

Sleman, IDN Times - Kejadian seorang Romo Katolik saat mengikuti ujian promosi doktor yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga viral di media sosial.

Prosesi sidang promosi doktor Romo Anthon Michael, pertama kali diunggah oleh akun TikTok @romobobsmf. Video berdurasi 3 menit 36 detik hingga hari ini, Rabu (7/6/2023), telah ditonton 171 ribu kali dan disukai lebih dari 9 ribu orang. Unggahan tersebut juga mendapat respon positif dari warganet.

Ketua sidang dalam promosi doktor tersebut, yaitu Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin, didampingi dua promotor Prof Siswanto Masruri, dan Prof Fatimah, dan empat penguji Moh. Soehadha, Ustadi Hamsah,  Ahmad Muttaqin, dan Asmarani Februandari.

1. Angkat agama dan tradisi lokal di Toraja

Romo Katolik Lulus dengan Predikat Memuaskan dari UIN Sunan KalijagaProsesi sidang promosi doktor Romo Anthon Michael. (Dok. Istimewa)

Romo Anthon diketahui tercatat sebagai mahasiswa Program Doktor Studi Islam, UIN Sunan Kalijaga adalah salah satu formator di Seminari Tinggi Anging Mammiri Yogyakarta. Dalam disertasinya, Romo Anthon mengangkat judul 'Interaksi Agama dan Tradisi Lokal: Studi Akulturasi dan Apropriasi dalam Bangunan Rumah Ibadah Masjid Agung Rantepao dan Gereja Santa Theresia Rantepao di Toraja'. 

Romo Anthon meneliti tentang penggunaan unsur budaya Toraja dalam arsitektur bangunan di Masjid Agung Rantepao dan Gereja Santa Theresia Rantepao, yang dicermati dalam konteks pengembangan iman. Romo Anthon lulus dengan predikat sangat memuaskan. 

2. Disertasi Romo Anthon berkontribusi besar

Romo Katolik Lulus dengan Predikat Memuaskan dari UIN Sunan KalijagaProsesi sidang promosi doktor Romo Anthon Michael. (Dok. Istimewa)

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin menilai disertasi tersebut dinilai sangat bagus dan menarik, adat lokal diserap dalam dua agama besar, Islam dan Katolik. Menurutnya ini merupakan upaya positif mempererat silaturahmi dan saling belajar antar umat beragama dan iman.

Penelitian ini dinilai memberi kontribusi positif kehidupan masyarakat. Terlebih penelitian selama ini lebih banyak mengambil objek penelitian di Jawa. "Di tanah Toraja masih sangat sedikit penelitian di sana. Apalagi Katolik dan Islam, kami memerlukan seperti itu, Indonesia luas, tradisi banyak. Dimana agar penelitain tidak berpusat di Jawa," ujar Al Makin.

Al Makin berharap semakin banyak kajian yang membahas berbagai agama, maupun kajian tentang penghayat. "Sehingga kita bisa saling belajar, sangat penting itu," ungkapnya.

Baca Juga: Simak 3 Jalur Mandiri Masuk UIN Sunan Kalijaga

3. Banyak mahasiswa dan pengajar lintas iman

Romo Katolik Lulus dengan Predikat Memuaskan dari UIN Sunan KalijagaUIN Sunan Kalijaga. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Al Makin menyebut UIN Sunan Kalijaga memang mendukung keragaman dan kebhinekaan. UIN Sunan Kalijaga juga memiliki motto inklusi, keragaman, dan kebhinekaan. Sifat inklusi itu juga terwujud nyata, dengan banyaknya mahasiswa dan tenaga pengajar dari lintas agama.

"UIN sudah banyak Doktor, Magister, Sarjana dari berbagai iman, yang mengajar juga banyak Para Romo, Pendeta, Bhante, Biksu, banyak juga yang mengajar di UIN. UIN berusaha menjadi rumah yang nyaman bagi semua iman dan agama," ujar Al Makin.

Baca Juga: 5 Fakta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kampus Ramah dan Merakyat

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya