Rembuk Stunting, Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Sleman

Tahun 2023 prevalensi stunting berhasil turun

Intinya Sih...

  • Prevalensi stunting di Sleman turun 2,37 persen menjadi 4,51 persen pada tahun 2023.
  • Kegiatan Rembuk Stunting melibatkan 160 orang untuk evaluasi program penurunan stunting dan perencanaan ke depan.
  • Bupati dan Wakil Bupati Sleman menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam mendukung gerakan percepatan penurunan stunting.

Sleman, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sleman menggelar kegiatan Rembuk Stunting, di Graha Sarina Vidi, Kamis (18/4/2024). Kegiatan ini sebagai upaya menangani masalah stunting di Kabupaten Sleman.

Rembuk Stunting dikemas dalam kegiatan workshop ini merupakan agenda rutin yang dimaksudkan untuk melihat program dan kegiatan percepatan stunting serta konvergensinya di wilayah Kabupaten Sleman.

"Kegiatan (Rembuk Stunting) bertujuan untuk mengevaluasi capaian (program penurunan stunting) tahun 2023 dan juga pemaparan program tahun 2024," jelas Ketua Pelaksana Rembuk Stunting, Daroji, dalam laporannya.

1. Rembuk stunting sebagai upaya menangani stunting

Rembuk Stunting, Dukung Percepatan Penurunan Stunting di SlemanRembuk Stunting, di Graha Sarina Vidi, Kamis (18/4/2024). (Dok. Istimewa)

Daroji menuturkan kegiatan ini melibatkan 160 orang terdiri dari semua unsur tim percepatan stunting. Hasil kegiatan ini sebagai bagian evaluasi penanganan stunting dan perencanaan ke depan.

"Output kegiatan ini nantinya sebagai monitoring dan evaluasi percepatan (penanganan) stunting dan perencanaan percepatan program stunting," ungkapnya.

2. Prevalensi stunting berhasil turun

Rembuk Stunting, Dukung Percepatan Penurunan Stunting di SlemanBupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. (Dok. Istimewa)

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menyambut baik Workshop Rembuk Stunting ini sebagai bentuk upaya menyatukan langkah menangani stunting di Kabupaten Sleman. Prevalensi stunting Sleman menunjukkan penurunan. Berdasarkan ePPGBM, prevalensi stunting Sleman turun sebesar 2,37 persen sehingga menjadi 4,51 persen di tahun 2023 lalu.

"Capaian ini tentunya tidak terlepas dari kerja sama, sinergi dan kolaborasi dari Tim Percepatan Penanganan Stunting di semua tingkatan serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung gerakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sleman," katanya.

Dalam kesempatan tersebut juga Kustini menyebut Upaya penurunan stunting harus didukung oleh organisasi kemasyarakatan untuk mendorong perluasan program kepada masyarakat di berbagai level. Terutama, untuk mendukung kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat Kabupaten, Kapanewon dan Kalurahan.

Baca Juga: Libur Lebaran, Volume Sampah di DIY Bertambah 65 Ton

3. Perlu dukungan berbagai pihak untuk capai zero new stunting

Rembuk Stunting, Dukung Percepatan Penurunan Stunting di SlemanWakil Bupati Sleman, Danang Maharsa. (Dok. Istimewa)

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengatakan untuk mewujudkan zero new stunting perlu didukung oleh seluruh pihak mulai dari TPPS di semua tingkatan serta didukung OPD pengampu lintas sektoral.

"Saat ini kita dapat apresiasi karena pada tahun 2023 Kabupaten Sleman menunjukan penurunan pravelensi stunting dari 6,88 persen jadi 4,51 persen. Namun berapapun penurunannya, untuk menuju zero new stunting masih membutuhkan kinerja dan program ya jelas, yang harus dilaksanakan secara komprehensif di seluruh stakeholder," ujar Danang.

Baca Juga: Prevalensi Stunting di DIY 5 Terendah, Terus Kejar Target

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya