Peternakan Sapi Perah di Kawasan Merapi Rintis Paket Eduwisata

Jadi daya tarik baru di kawasan Merapi

Intinya Sih...

  • Kawasan Merapi menjadi destinasi wisata edukasi peternakan sapi perah
  • Samesta mengembangkan paket eduwisata dengan pengelola jip wisata lava tour
  • Koperasi Samesta berhasil meningkatkan produksi susu sapi perah dan mendapat dukungan dari Danone Indonesia

Sleman, IDN Times - Pesona di Kawasan Gunung Merapi tidak ada habisnya, berbagai daya tarik wisata baru hingga wisata edukasi pun bermunculan. Salah satu destinasi wisata yang tengah dirintis yaitu edukasi tentang peternakan sapi perah, yang dikembangkan Koperasi Samesta atau kependekan dari Sapi Merapi Sejahtera, di Umbulharjo, Cangkringan.

Berdiri di kawasan seluas 1,7 hektare ratusan sapi perah dirawat di tempat tersebut. Sapi perah yang ada merupakan milik para peternak sekitar yang tergabung dalam Koperasi Samesta.

1. Paket eduwisata siap ditawarkan

Peternakan Sapi Perah di Kawasan Merapi Rintis Paket EduwisataPeternakan sapi perah Koperasi Samesta, Plosokarep, Umbulharjo, Cangkringan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Ketua Koperasi Samesta, Ruslan mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan paket khusus bagi wisatawan. Koperasi Samesta juga berupaya menggandeng para pelaku wisata di kawasan Merapi.

"Kami sedang siapkan paket eduwisata peternakan sapi perah sembari merampungkan sejumlah sarana, nanti bekerjasama dengan pengelola jip wisata lava tour," kata Ruslan, Jumat (26/7/2024).

Dirinya menyebut di tempatnya dibudidayakan berbagai jenis sapi. Seperti halnya sapi holstein atau frisia asal Australia yang dikenal sebagai trah sapi perah paling banyak memproduksi susu. Kemudian, saat ini koperasi tersebut juga merintis budidaya sapi Jersey asal Inggris, yang juga dikenal sebagai sapi perah berkualitas. "Totalnya sekitar 600 ekor sapi, baik anakan maupun dewasa di lokasi ini," ujar Ruslan.

2. Berbagai kegiatan bisa diikuti wisatawan

Peternakan Sapi Perah di Kawasan Merapi Rintis Paket EduwisataPeternakan sapi perah Koperasi Samesta, Plosokarep, Umbulharjo, Cangkringan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Dengan paket wisata yang ditawarkan, nantinya pengunjung bisa belajar pengelolaan peternakan sapi perah, perawatan sapi, hingga memerah dan mengolah susu sapi. "Nanti diahak juga minum susu sapi hasil perahan yang sudah diolah," ungkap Ruslan.

Ruslan mengatakan eduwisata ini bisa menjadi wadah pembelajaran bagi siapapun, tidak terbatas. Terlebih lokasi ini juga terbukti berhasil mengembangkan peternakan susu sapi perah, dengan produksi sekitar 2.700 liter susu sapi setiap harinya. Susu yang dihasilkan pun telah disalurkan ke produsen untuk diolah menjadi produk siap konsumsi. "Produksi susu di sini kami suplai ke Sari Husada - Danone," ungkap Ruslan.

Ruslan mengaku berbagai tantangan pun sempat dihadapi peternak. Seperti halnya saat wabah PMK, produksi mengalami penurunan. Mulai tahun 2023, koperasi itu mulai bangkit menggenjot produksi susu sapi, dengan melibatkan sejumlah mitra. Seperti Yayasan Rumah Energi, Sarihusada Generasi Mahardhika, dan Danone Ecosystem, serta Prisma. 

Baca Juga: Ribuan Wisatawan Saksikan JIKF 2024 di Pantai Parangkusumo

3. Dukungan pengembangan peternakan sapi perah

Peternakan Sapi Perah di Kawasan Merapi Rintis Paket EduwisataSurvei peternakan sapi perah Koperasi Samesta, Plosokarep, Umbulharjo, Cangkringan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Government and External Scientific Affairs Director Danone Indonesia, Rachmat Hidayat, mengatakan pihaknya melihat peternakan sapi di Koperasi Samesta layak mendapat pendampingan. "Koperasi ini tak hanya meningkatkan pasokan serta kualitas susu, tapi juga bisa mulai melakukan diversifikasi bisnis salah satunya eduwisata," kata dia.

Ia mengatakan bahwa pihaknya mendukung pemberdayaan peternak dan koperasi dengan tujuan untuk meningkatkan pasokan juga kualitas susu yang masih terbatas, sejalan dengan upaya meningkatkan penghasilan keluarga peternak, termasuk meningkatkan keuntungan di rantai bisnis koperasi.

“Meski program ini masih terus berjalan hingga penghujung tahun 2025, namun dampak positif dari penerapan praktek peternakan sapi perah yang baik, termasuk pengobatan dan vaksinasi pasca wabah PMK, serta arisan sapi, telah terlihat diantaranya adalah peningkatan kadar protein susu sebesar 15,2 persen dari 2 koperasi yang didampingi. Keberhasilan program ini kedepannya tentu tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak," kata dia.

Dalam satu tahun penyelenggaraan program telah diadakan pelatihan dan penyuluhan yang lebih rutin yang berimbang dengan mempelajari teori juga mengadakan praktik langsung. Sebagai inisiatif untuk mendukung percepatan perluasan pengembangan sapi perah nasional, program kemitraan ini memiliki empat strategi besar yaitu meningkatkan kapasitas praktik peternakan sapi perah dan pengolahan susu segar, termasuk pengembangan bisnis terkait. Kedua menguatkan infrastruktur dalam peningkatan kualitas susu, ketiga uji coba dan inovasi, termasuk regenerasi sapi perah dan pencatatan digital atas kuantitas/kualitas susu dan kesehatan ternak, dan keempat aksi mitigasi dan resiliensi atas perubahan iklim melalui biogas dan penyediaan sarana air bersih.

"Program kemitraan yang telah diadakan Sarihusada diharapkan secara nyata dapat berdampak baik terhadap berbagai pihak yang terlibat dalam produksi susu sapi segar di Daerah Istimewa Yogyakarta juga Provinsi Jawa Tengah," ujar Rachmat.

Baca Juga: Geopark di Sleman Diharapkan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya