Pengamat UGM Ingatkan Pentingnya Memahami Cuaca dalam Pertanian

Cuaca berpengaruh pada hasil pertanian

Sleman, IDN Times -.Pengamat pertanian, agroklimatologi dan perubahan iklim, sekaligus dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, berpendapat meningkatnya cuaca dan suhu panas beberapa hari sebelum hujan disebabkan dinamika atmosfer yang kompleks. Termasuk adanya dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata.

“Tentunya dengan panas yang meningkat tersebut akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis, yang akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman,” kata Bayu, Senin (22/1/2024).

1. Keterkaitan cuaca dan pertanian

Pengamat UGM Ingatkan Pentingnya Memahami Cuaca dalam PertanianIlustrasi pertanian (pixabay)

Bayu menyebut tersapat keterkaitan antara cuaca dan pertanian yang sangat erat antara satu sama lain dimana cuaca disebut given artinya sebagai manusia harus dapat menyesuaikannya, termasuk dalam bidang pertanian. "Pengaruh cuaca sangat penting untuk pertanian karena cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu di suatu wilayah tertentu yang relatif sempit dalam jangka waktu yang singkat," terangnya.

Artinya, dalam wilayah yang sempit, kondisi cuaca antara satu daerah dengan daerah lain akan berbeda.Sedangkan dalam jangka waktu yang singkat, fluktuasi ini akan sangat mempengaruhi budi daya pertanian. “Yang patut juga untuk diketahui terkait dengan cuaca ini, selain given, kemudian fluktuasi yang cepat terjadi di wilayah yang sempit, adalah cuaca ini juga membentuk suatu pola atau siklus, dimana akan selalu berulang-ulang,” terangnya.

Dia menjelaskan unsur cuaca yang berpengaruh di sektor pertanian dan memengaruhi fisiologis tanaman adalah suhu dan hujan dalam hal ini terkait dengan ketersediaan air. Suhu udara adalah salah satu unsur yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian.

2. Suhu udara dan kondisi hujan

Pengamat UGM Ingatkan Pentingnya Memahami Cuaca dalam PertanianIlustrasi tetesan air hujan tergenang di tanah (pexels.com/@chetanvlad)

Suhu udara memengaruhi aktivitas tanaman seperti fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan pertumbuhan. Lantas pertanyaannya bagaimana keterkaitan antara suhu udara saat ini yang dikaitkan dengan perubahan iklim terhadap pertumbuhan tanaman?

Bayu menyebut salahsatu variabel dalam fotosintesis adalah konsentrasi CO2, dimana dalam kondisi saat ini, konsentrasi CO2 dalam udara meningkat karena perubahan iklim karena CO2 digunakan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Semakin banyak karbon dioksida, lebih banyak bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.

“Secara umum, unsur cuaca terutama suhu, memengaruhi proses fotosintesis saat pertukaran gas dan pembukaan dan penutupan stomata. Suhu yang tinggi akan mengurangi jumlah klorofil dan enzim yang berkontribusi pada proses fotosintesis,” ucapnya.

Bayu juga menjelaskan, hujan berkaitan erat dengan ketersediaan air dalam daun, dan sangat berpengaruh dalam proses fotosintesis. Jika jumlah air menurun, maka energi kimia akan dilepaskan akan menurunkan laju fotosintesis. Selain itu, karbohidrat yang digunakan untuk pertumbuhan daun juga akan menurun.

“Hal ini disebabkan peningkatan ketersediaan air seiring dengan pertumbuhan daun. Perubahan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrem yang telah kita lihat akhir-akhir ini pasti akan berdampak pada sumber daya lahan dan ketersediaan air,” jelasnya.

Baca Juga: BMKG Minta Masyarakat DIY Waspadai Dampak Badai Tropis Anggrek

3. Kejadian iklim ekstrem

Pengamat UGM Ingatkan Pentingnya Memahami Cuaca dalam PertanianBanjir melanda Musi Rawas Utara akibat intensitas hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir (Dok: BPBD Sumsel)

Beberapa peneliti menyebutkan bahwa kejadian iklim ekstrem seperti fenomena El-Nino atau La-Nina pada bidang pertanian antara lain menyebabkan kegagalan panen, penurunan IP yang mengakibatkan penurunan produktivitas dan produksi. Juga berakibat kerusakan sumber daya lahan pertanian, dan peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan.

Tentunya dengan maju mundurnya musim hujan, menurut Bayu, berpengaruh terhadap jadwal tanam termasuk pola tanamnya, karena dengan kondisi musim hujan yang mundur, tentu petani tidak bisa memaksakan untuk menanam padi yang membutuhkan air cukup banyak.

Pertumbuhan dan produksi adalah hasil akhir dari proses fotosintesis dan berbagai fisiologi tanaman. Fotosintesis, awal kehidupan tanaman adalah proses fisiologi dan fisik yang mengubah energi matahari (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Selain itu radiasi surya, ketersediaan air, konsentrasi karbon dioksida, dan suhu udara menjadi faktor penting dalam respirasi dan beberapa proses metabolisme tanaman.

Selain proses metabolisme, berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama radiasi matahari dan suhu udara, serta angin turut mempengaruhi proses pengisian dan pematangan biji atau buah tanaman padi. Oleh karena itu, produktivitas mutu hasil tanaman padi sangat dipengaruhi pada fase pengisian dan pematangan biji atau buah. “Inilah pentingnya kita mengetahui bagaimana peran unsur cuaca dalam fisiologis tanaman yang pada akhirnya akan berpengaruh pada produktifitas dan produksi tanaman itu sendiri,” imbuhnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Alami Letusan, BPPTKG: Status Tak Berubah

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya